Mohon tunggu...
Herulono Murtopo
Herulono Murtopo Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Gatot Brajamusti Menyajikan Makanan Jin dari Dunia Ghaib

7 September 2016   09:50 Diperbarui: 7 September 2016   09:53 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AA Gatot. Gambar darin nasional.harianterbit.com

Sebenarnya saya tidak terlalu peduli dengan gosip artis. Saya juga tidak terlalu peduli dengan dunia ghaib semacam jin dan sejenisnya. Tapi ketika dua hal tersebut berkaitan, dalam sebuah kasus narkoba, saya jadi tertarik untuk menuliskannya.

Jujur saja, saya langsung tertawa ngakak manakala Elma Theana ditawari untuk mengkonsumsi sabu sabu dengan alasan barang itu merupakan aspat. Sampai di sini sih saya belum tertawa. Yang membuat saya tertawa adalah alasannya kemudian, menurut Elma Theana, barang tersebut konon didapatkan dari dunia ghaib. Sumpah ini membuat saya tertawa guling guling. Beneran guling guling sendiri bingung, sekaligus prihatin. Hari gini, masih ada juga orang yang percaya ada sebuah benda, yang dikonsumsi, yang berasal dari dunia jin. Katanya sih, Elma Theana menolak untuk mengonsumsinya. Mungkin kasusnya agak berbeda dengan Reza.

"Dia bilang itu bukan sabu tapi aspat. Aspat itu makanan jin katanya. Dia jelasin cara makenya juga kaya orang nyabu," Kata Mbak Elma.

Hal gaib pun terjadi dari konsumsi benda tersebut. Elma Theana mengaku lebih agamais ketika menggunakan aspat. "Aku kalau dikasih Aspat, salat bagus, baca Qurannya bagus," ujar Elma Theana, saat ditemui di kawasan Tendean, Jakarta Selatan, Senin (5/9/2016).

"Kalau di padepokan, aspat itu bukan sesuatu yang aneh dan bukan sesuatu yang disembunyikan. Seperti mediasi untuk kita berhubungan dengan jin. Jadi bukan sesuatu yang kita makan kayak orang nyabu. Cuma sekalilah. Nggak terus-terusan. Hanya media aja untuk jinnya masuk ke badan kita," terang Elma. Sumber dari sini.

Jadinya gini loh.... yang membuat saya ga habis pikir, tapi juga tidak ingin menjelaskan bagaimana, karena memang saya tidak bisa menjelaskan.... Sabu yang dikatakan aspat itu makainya dengan cara yang sama dengan orang mengkonsumsi sabu pada umumnya. Lalu, sabu itu didapatkan dari dunia ghaib, dari dunia jin. Sabu itu, menurutnya makanan jin. Gunanya, untuk berkomunikasi dengan jin sebagai sesama umat Allah yang akan melakukan ibadah bersama. Lalu menurut pengakuannya, karena mengonsumsi aspat itu kemudian bisa lebih relijius.  

Memang ini ga bisa saya jelaskan. Saya bingung kalau disuruh menjelaskan dunia ghaib dan sampai saat ini, saya masih mengatakan, hari gini percaya dunia jin. Jinnya ngirim makanan lagi? Saya sih bukan ingin bicara dalam konteks agama, pasti akan dituduh kafir. Tapi ingin bicara dalam konteks saya sebagai pengajar dan pada hemat saya, mengajarkan sesuatu itu harus dengan bukti dan data yang bisa diverifikasi kebenarannya atau kesalahannya. Mungkin perlu nanti ilmu jin-ologi. 

Namun dalam perspektif psikologi, saya bisa meraba raba kenapa yang semacam ini bisa terjadi.

Saya punya pengalaman nyata, ketika mendampingi anak asrama. Di ruang makan, ada salah seorang anak, cowok, kelas satu SMA yang kesurupan. ributlah keadaan di ruang makan. Anak anak dan juga karyawan serta guru berkumpul mengerumuninya. Salah seorang karyawan, segera merapalkan doa. Lalu dia mengambil air yang dikasih beberapa kuntum bunga melati.

Karena sudah jam masuk sekolah, saya minta anak anak untuk segera masuk ke kelas masing masing. Karyawan yang juga teman saya menawarkan air putih dengan bunga tersebut untuk diminum. Saya suruh saja taruh di meja. Jangan diminumkan, nanti tambah kesurupan dia. Kata saya. Sudah, semua saya suruh kerja saja, kerjakan tugasnya masing masing. Tinggallah saya dengan si anak yang kesurupan dan teriak teriak. Melengking sekali teriakannya. Lalu saya tinggalkan juga dia, sendirian. Masih teriak teriak. 

Setelah itu, saya datangi dia. Saya lihat matanya yang melotot ke atas. Lantas saya ajak ke UKS yang kebetulan sepi dan agak jauh dari ruang kelas. Menarik sekali ketika saya ajak jalan, dia bisa berjalan, meskipun dengan sempoyongan sambil tetap teriak teriak. Karena jaraknya agak jauh, saya tinggalkan agak jauh dia. Bisa bayangkan ga, bagaimana orang kesurupan saya suruh jalan sendirian?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun