Mohon tunggu...
Herulono Murtopo
Herulono Murtopo Mohon Tunggu... Administrasi - Profesional

Sapere Aude

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kebangetan... Pendemo Bayaran untuk Dukung Budi Gunawan

4 Februari 2015   05:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:52 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14229766461762007225

Senin kemarin ada demo 2 kubu, Satunya save KPK satunya Save POLRI. Keduanya mengklaim save NKRI. Tapi ada sedikit kesejukan ketika di antara pendukung Save POLRI dan mereka yang merasa KPK mengintervensi POLRI terdapat dara-dara mendut, eh maksudnya dara-dara dangdut yang bening-bening.

pedangdut yang punya idealisme. gambar dari simomot.com

Yang tidak sejuk adalah kabar adanya mahasiswa gadungan dan pendemo bayaran di antara pendemo yang save POLRI. Para pedangdutnya, yang tidak saya kenal siapa hehehe... karena jarang menonton dangdut menolak kalau dikatakan sebagai pendemo bayaran. Mungkin ini kemajuan, di antara pedangdut-pedangdut itu sudah memiliki kesadaran dan idealisme kalau memang benar tidak dibayar dan semoga saja itu yang terjadi.

TEMPO memberitakan adanya pendemo-pendemo bayaran. Beritanya berjudul Demonstran Pro-Budi Gunawan: Lapar Belum Makan Neh. Tempo menemukan dugaan bahwa kelompok ini cuma meminjam bendera mahasiswa. Setidaknya, sebagian peserta ternyata warga Jakarta biasa. "Saya dari Kramat Sentiong," kata seorang demonstran.

Masih saya kutip sumber yang sama dikatakan bahwa dari kampungnya, warga yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan, ada sekitar 50 orang yang ikut dalam demonstrasi ini. "Dijanjikan makan, tapi belum dapat. Padahal dah lapar," katanya. Warga ini juga mengaku dijanjikan sejumlah uang untuk menebus biaya transportasi.

Kalau benar ini yang terjadi maka jelas di sini bahwa kepolisianlah yang sesungguhnya mempolitisir hal ini. Padahal penegak hukum tahu persis bahwa hukum harus berdiri tegak sebagai panglima tanpa oportunisme politik. Sedangkan kalau ini salah, maka TEMPO harus mempertanggungjawabkan pemberitaannya. Jangan sampai media justru tidak bertanggung jawab dengan apa yang dia beritakan.

Seandainya, memang mereka ini alien yang digerakkan oleh provokator, selayaknya provokator semacam ini yang harus diusut agar tidak memperkeruh suasana dan mencederai hukum dengan memancing-mancing keadaan. Ini tentu saja mengingatkan kita dengan kisruh-kisruh kampanye politik baik yang bersifat nasional maupun yang lokal. Melibatkan massa dan yang menyakitkan adalah unsur bayarannya ini loh. Ini masalah hukum kok pakai politik uang.

Barangkali agak berbeda dengan KPK yang dalam hal ini relatif bersih dari isu-isu sebagai massa bayaran. Mereka adalah relawan dan juga tokoh-tokoh yang punya idealisme. Sayang, pendukung KPK tidak sebening pendukung POLRI. Hahaha... tapi bagi saya, mereka tetap bening, minimal mau mendengarkan hati nuraninya.

Sementara untuk pedangdut yang punya idealisme untuk NKRI saya salut kepada kalian. Semoga saja ini bukan ajang promosi gratis biar bisa menghibur pak polisi.... Apalagi pak BG sudah banyak diminta mundur. Barangkali beliau akan bersedih dan para pedangdut bening ini bisa menghiburnya dan mengajaknya bergoyang bersama.

Tarik maaangggg!!!!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun