Akhir tahun, seperti biasa kami bisa menikmati liburan. Ada yang istimewa dalam liburan kami kali ini, adik saya yang sedang semester pertama di Seminari Mertoyudan pun ikut pulang. Maklum, anak bontot nan ganteng dan pinter itu jadi kesayangan kakak-kakak dan orang tuanya. Sudah semalam saya di kampung halaman di daerah Jatinom Klaten, Jawa Tengah, mencoba mencari tempat wisata yang dekat dan murah-murah ajah. Maklum, keluarga miskin, cari yang murah-murah.
Setelah melalui diskusi yang cukup panjang, ceilah, akhirnya saya putuskan ke Rowo Jombor. Kebetulan, meskipun saya sering mendengar nama itu, saya sendiri belum pernah ke sana. Sementara adik-adik saya sepertinya sudah sering.
"Ngapain ke Jombor.... kan cuman ada air doang... ga ada bagus-bagusnya!" kata adik saya yang memang tinggal di desa dan dikenal sebagai makelar mobil. Terus saya tanya ke adik cewek saya, emang apa bagusnya di sana, rat?"
Dia menjawab, "Bagus Mas.... Ada danau luas dan gunung-gunung...."
Wah.... bayangan saya pasti bagus neh. Alami. Tapi seberapa luas? "Luas Mas... sedesa ini juga ada luasnya."
Dikuatkan gambaran itu, saya pun tertarik untuk berkunjung ke rawa yang selama ini baru saya dengar.
Waduk Rowo Jombor terletak di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, + 8 km (delapan kilometer) ke arah tenggara dari pusat Kota Klaten. Dari Kota Klaten ada dua rute perjalanan yang dapat ditempuh menuju ke obyek wisata ini. Lewat jalur barat: Kota Klaten – pertigaan Bendogantungan Desa Sumberejo, belok kiri/ke arah selatan – Desa Danguran – Desa Glodogan – Desa Jimbung – Rowo Jombor. Lewat jalur timur: Kota Klaten – Stasiun Klaten – By Pass – belok kanan / ke arah selatan – Terminal Klaten yang bari dibangun -- Kelurahan Buntalan – Desa Jimbung – Rowo Jombor.
Sampai di sana, memang indah tempatnya. Mengingatkan saya pada telaga di Bogor yang biasa dikenal dengan situ. Juga Rawapening yang begitu dikenal luas. Untuk yang ini saya juga belum pernah berkunjung. Hehehee...
[caption id="attachment_344936" align="aligncenter" width="608" caption="foto: koleksi pribadi"][/caption]
Saya pikir, semula, di sana hanya ada satu warung apung. Warung terapung. Ternyata ada banyak sekali. Ga sempat ngitung saya. Keburu terpesona dan adik-adik serta keponakan sudah ingin segera masuk. Kalau adik-adik saya sih sudah membandingkan mana yang lebih enak dan lebih murah. Mana yang lebih bagus. Tapi tak banyak diskusi tentang hal ini. Yang penting untuk parkir nyaman. Nah, sepanjang jalan Anda akan ditawari tempat parkir. Pesan saya kalau anda ke sana jangan buru-buru deh. Nikmati dulu pemandangannya. Adik saya sempat membentak tukang parkir yang menghalangi jalan karena terlalu ke tengah dan memaksa.
[caption id="attachment_344938" align="aligncenter" width="608" caption="Foto: dokumentasi pribadi"]