Cewek Itu Matre Dari ‘Sono’nya (motivasi kewirausahaan #2)
Cewek itu matre dari sononya, maka jangan salahkan kalau gebetanmu matre, itu hak mereka, salahkan dirimu yang tidak bisa memenuhi standarnya. Hehehee….
Begitulah saya sering kali membuat kata-kata motivasi ketika mengajar kewirausahaan. Beberapa riset memang menunjukkan bahwa ada semacam insting dari pihak wanita untuk lebih mengutamakan materi dibandingkan daya tarik fisik seorang lelaki.
“Yang mereka butuhkan adalah perhatian dan kasih sayang, bukan uang. Uang hanya sebagian dari perhatian itu. Jadi kalau ga punya uang, ya perhatiannya akan terasa kurang. Prinsipnya adalah uang memang bukan segala-galanya, tapi segala-galanya butuh uang. So, biasa saja kalau anda sering mendengar lagu lama ada uang abang disayang… tak ada uang abang dibu***”
Adalah psikolog David Buss yang membuat sebuah penelitian ilmiah tentang hal ini. Dia pernah melakukan riset terhadap pasangan pada lebih dari 10 ribu individu mulai dari Jerman Barat, Taiwan, pigmi, suku mbuti, sampai eskimo. Dia menemukan bahwa di semua kebudayaan, wanita lebih tertarik pada kekayaan materi dan status sosial daripada daya tarik visual seperti wajah ganteng dan tubuh yang atletis.
Konon, Burung Punjung juga lebih tertarik pada pejantan yang bisa membuat sangkar yang bagus sebagai preferensi. Sayangnya kita tidak begitu tahu membedakan mana mamalia semacam monyet yang ganteng dan yang tidak ganteng. Bagi kebanyakan perilaku mamalia, biasanya kekuatan menjadi tolak ukur daya tarik bagi para pejantan. Kekuatan merupakan standar bahwa dia bisa menjadi sosok pelindung dan penjamin kehidupan sang betina.
Demikian juga dengan wanita. Wanita juga lebih membutuhkan jaminan hidup dibandingkan pesona visual pasangannya. Hal ini disebabkan karena secara biologis, wanita memang akan menghadapi saat-saat krisis ketika dia sangat membutuhkan seorang sosok yang melindungi dan menjamin hidupnya. Berbeda dengan lelaki. Lelaki bisa saja menghamili seorang wanita dalam satu kali persetubuhan. Tapi bagi wanita, itu berarti dia harus mengandung seorang bayi di dalam perutnya, melahirkan dalam pertaruhan nyawa, menyusui dan merawat anak tersebut. Dalam hal ini, pesona fisik tak berguna lagi. Dia butuh orang yang bisa menjamin bahwa hidupnya akan terpelihara dalam keadaan semacam itu, termasuk untuk anak-anaknya.
Itulah sebabnya, umumnya ketika wanita jatuh cinta otaknya selalu bekerja dan menimbang-nimbang, bisa ga ya pasangannya ini menjamin hidupnya? Ketika pacaran wanita umumnya, saya katakan umumnya loh ya, dan ini artinya mayoritas, wanita lebih memikirkan masa depan. Hal ini agak berbeda dengan laki-laki, yang umumnya ketika pacaran lebih memikirkan saat ini, seperti sekedar bersenang-senang. Itulah sebabnya, ukuran mereka berbeda dalam menilai dan memilih pasangannya. Sementara wanita membutuhkan cinta kasih, perhatian, masa depan, harta, komitmen, dan kesetiaan laki-laki tidak akan berfikir sebanyak itu. Biasanya hanya satu yang jadi ukuran ketertarikan laki-laki. Apakah itu? di hampir semua kelas yang saya ajarkan biasanya jawabannya seragam, sama. Yang jelas laki-laki tidak jatuh cinta untuk hal-hal seperti kasih sayang dan perhatian.
Mungkin ada yang berfikir bahwa sekarang banyak wanita-wanita mandiri yang bisa sukses sebagai wanita karier dan bisa mencari nafkah sendiri. Ya, memang benar. Boleh sih mereka mengatakan bahwa mereka bisa hidup tanpa tergantung dengan laki-laki seperti kata para feminis. Tapi, itu tidak mengurangi kebutuhannya sebagai seorang wanita untuk dikasihi dan disayangi, untuk dilindungi dan dinafkahi. Ya, mereka bisa saja mencari nafkah, tapi mereka butuh pasangan yang bisa menafkahinya.
Kalau dalam bahasa saya sih begini, wanita bisa saja membeli rumah, tapi dia membutuhkan lelaki yang bisa membelikannya rumah. Wanita bisa saja membeli mobil, tapi dia tidak akan berinvestasi membelikan mobil dalam mencari pasangan yang lebih miskin.
Makanya, melanjutkan sessi motivasi yang kemarin saya tulis, bagi kaum laki-laki tidak ada hal yang lebih menyakitkan daripada ditolak cewek gara-gara tak bisa memberi perhatian secara materi dan memberi jaminan hidupnya. Kalau bagi wanita ya harus sukses juga untuk bisa menetapkan standar yang lebih tinggi dalam mencari penjamin hidupnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H