Lantas bagaimana hubungannya dengan Polandia? marilah kita lihat pengakuan Sultan Hamid II tentang hal ini:
Sultan Hamid II dalam transkripnya mengtatakan, "..disamping itu saja djuga mempergunakan bahan-bahan lambang negara lain jang djuga figurnja burung elang/jang mendekati burung Garuda dan saja tertarik dengan gambar-gambar lambang negara dan militer negara Polandia, karena latar belakang pendidikan saja ketika di K.M.A Breda djuga mempeladjari makna-lambang-lambang militer berbagai negara dan lambang-lambang negara di Eropah dan negara-negara Arab serta Amerika djuga di kawasan Asia jang memakai figur burung." (Transkrip Sultan Hamid II kepada Solichim Salam, 15 April 1967.)
Bahwa kemudian filosofi elang dan rajawali menghilang kemudian digantikan dengan mitos burung garuda yang berakar dari mitologi Hindu, saya pikir ini tidak boleh menghilangkan akar kesejarahannya dan juga kita mesti berani jujur pada sejarah. Dalam perjalanan berikutnya, memang garuda Pancasila lebih dominan sebagai lambang negara Indonesia. Namun, garuda sendiri bukanlah sosok yang benar-benar ada. Hampir sama seperti naga. Keduanya adalah mitos meskipun dikenal di banyak tempat dengan nama yang berbeda-beda.
Meskipun kemudian kita tahu bahwa Garuda kita punya akar dalam sejarah pemikiran Eropa, namun tidak serta merta ini adalah penjiplakan. Beberapa orang Malaysia seringkali mengatakan bahwa ini adalah sebentuk penjiplakan. Pasalnya, banyak negara yang menggunakan simbol burung sebagai lambang negaranya yang merupakan sebentuk modifikasi satu dengan yang lain. Kenapa tidak seperti singapura yang mengambil simbol singa atau tidak ambil saja simbol macan biar Indonesia menjadi macan Asia? Sebenarnya, simbol singa pun sesungguhnya bentuk modifikasi juga dari lambang hanya berbeda bentuk saja. Tapi begini, saya membayangkan memang dengan Burung Garuda lebih bisa menampilkan simbol-simbol heroisme dan nasionalisme Bangsa Indonesia yang kemudian bisa dengan jumlah-jumlah bulunya menunjukkan simbol 17-08-45. Bayangkan kalau gambarnya macan, gimana mau membuat simbol-simbol dengan bulunya? hehehee
Sayang sekali bahwa dalam hal sejarah kita banyak tidak tahu dan dibuat tidak tahu. Tidak banyak yang tahu bahwa sang pencipta lambang burung garuda justru berwasiat agar tidak memasang gambarnya sebagai lambang negara itu di istananya sebagai bentuk protes kepada Pemerintah yang mengaitkannya pada pemberontakan PRRI. Jadi memang, sepertinya sampai sekarang istana Kadriyah yang semestinya berbangga bahwa burung Garuda merupakan bentuk rancangan kakek moyang mereka justru tidak memasangnya. Sayang sekali bahwa Indonesia dalam banyak hal sangat paradoks, terutama dari sisi sejarah.
Â
[caption caption="Kegagahan lambang Garuda Pancasila, tak segagah penciptanya yang tersingkirkan. gambar dari catatansejati.blogspot.com"]
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H