Pengandaian kedua, Jokowi tahu persis keadaan yang akan ditimbulkan dengan penetapan calon tunggal kapolri yang pernah diberi catatan merah oleh KPK. Konflik ini ada dalam kendalinya dan digunakan untuk menutupi isu lain yang lebih besar. Kalau ini yang terjadi, jelas akan lebih menyakitkan. Setidaknya, ada perpanjangan kontrak freeport yang oleh banyak pihak dianggap merugikan Indonesia. Ini adalah sebuah kesengajaan, bukan lagi masalah keraguan.
Maka, menjadi menarik isu di belakangnya, apakah Megawati memang turut campur atau sesungguhnya mendominasi kebijakan pemerintahan? Coba kita bayangkan, sebagai seorang ibu yang begitu dihormati oleh presiden apakah beliau tega membiarkan 'anak didiknya' ada dalam polemik dan kontroversi yang akan menjatuhkan sang presiden? Saya kira kok tidak akan tega, kecuali dia sendiri punya kepentingan besar yang sedang diperjuangkan.
Kalau melihat atau membaca apa yang disampaikan Kompolnas, sepertinya ini memang murni kebijakan Jokowi. "Kita lihat justru Presiden Jokowi, cerdas dan taking control, dan beda dengann SBY. Ini yang kami amati," kata AdrianusMeliala .
"Padahal kami baru menyerahkan draft, kami baru akan lakukan wawancara semua kandidat, eh tapi Jokowi sudah kirim surat ke DPR. Cerdas Jokowi itu," lanjutnya.
Hal ini, tidak akan memicu permasalahan yang terlalu hebat bila saja presiden kembali taat asas dengan janji dan langkah-langkahnya seperti ketika dulu memilih menteri-menterinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H