Mohon tunggu...
Hernawan
Hernawan Mohon Tunggu... Editor - Pimred media

Saya seorang introvert

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Fenomena Pria Botak dan Pria Berambut Panjang

15 Maret 2023   17:43 Diperbarui: 15 Maret 2023   17:48 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rambut gondrong dan botak punya cerita panjang, pernah dianggap sebelah mata lalu diberantas di masa Orde Baru waktu era Presiden Soeharto,bahkan disamakan sebagai gerombolan ataupun preman.

Rambut merupakan salah satu bagian tubuh manusia yang tidak hanya berfungsi sebagai perlindungan kepala, namun juga sebagai pelengkap penampilan, baik itu bagi perempuan dan laki-laki. Contohnya seperti gaya rambut botak yang dikarenakan gen, cepak, bahkan gondrong.

Menurut Idho,seorang lelaki berambut gondrong menyebutkan bahwa orang yang berambut gondrong adalah orang yang memiliki jiwa seni yang tinggi, tidak seperti anggapan negatif yang diketahui oleh masyarakat,jelasnya.

Kami laki laki yang berambut gondrong bukan preman,,bukan gerombolan ataupun yang meresahkan masyarakat,kami rambut panjang hanyalah seni,pungkasnya.

Lain cerita bagi lelaki yang tidak mempunyai rambut alias botak.
Pria botak umumnya mempunyai postur tinggi besar dan terlihat sangar dengan cara bicara yang bisa membuat lawan mati kutu.

Mo,seorang lelaki yang tidak mempunyai rambut alias botak menyatakan bahwa botak tersebut merupakan style yang berciri khas,hampir sama dengan pria berambut panjang,botak terlihat maskulin dan rambut panjang terkesan urakan,tetapi sama dalam pandangan masyarakat pria berambut panjang dan botak terkesan sangar,tutupnya.

NW /UN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun