Mohon tunggu...
hernawan 13
hernawan 13 Mohon Tunggu... -

pendidik

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Budaya Menabung Sampah di Sekolah Pulau Pramuka

10 Juli 2014   19:14 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:44 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Pulau Pramuka adalah sebuah Pulau di jajaran Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Dimana Pulau Pramuka inilah pusat pemerintahan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Sebagai pusat pemerintahan di kebupaten Administrasi, di Pulau Pramuka terdapat kantor Kabupaten, rumash sakit Kabupaten, sekolah, lapangan olah raga, dan daerah konservasi. Hal ini membuat daya tarik tersendiri bagi para wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Pramuka.

Sebagai pusat Administrasi, Pulau Pramuka harus bisa menjadi percontohan bagi berbagai macam Pulau lain di Kepulauan seribu. Salah satu yang bisa dijadikan percontohan di Kepulauan seribua adalah dalam hal pengolahan sampah. Karena jika kita lihat, masalah sampah disana saat ini cukup tinggi. Berdasarkan data yang diambil dari SPKP Samo Samo, pada tahun 2013 ada 4,2 Ton sampah plastik yang bisa dikelola oleh pengepul. Selanjutnya data terakhir sampai bulan mei 2014, sampah plastik mengalami peningkatan menjadi 4.482 kg.

Hal ini menunjukkan betapa tingginya volume sampah yang dihasilkan di Pulau, terutama sampah botol plastik. Baik sampah dari para wisatawan, sampah kiriman dari jakarta yang mengapung ke laut ataupun sampah yang dihasilkan dari masyarakat Pulau.

Dengan semakin tingginya volume sampah, maka dibutuhkan pula pengolahans amapah yang lebih maksimal lagi di Kepulauan seribu. Karena selama ini, setiap sampah yang ada hanya diatasi dengan membakarnya dan juga menimbunnya ke tanah. Dan hal seperti itu malah menimbulkan masalah baru dalam pencemaran lingkungan. Maka perlu sebuah pengolahan sampah yang menerapakan 3R (reuse, reduce, recycle).

Masalah sampah di Pulau tidak hanya bisa diselesaikan oleh pemerintahan melalui dinas kebersihan, namun juga perlu peran aktif dari masyarakat untuk mengolah sampah yang mereka hasilkan setiap hari.

Berdasarkan hal diatas, maka sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Jakarta mencoba mengajukan Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat untuk mememberikan solusi mananggulangi masalah sampah di Pulau Pramuka. Program yang dibuat mereka adalah BANK SHARP (Bank Sampah dalam rangka penerapan 3R di Pulau Pramuka Kepulauan Seribu DKI Jakarta).

Salah satu usaha untuk menjaga kebersihan Pulau dan pengolahan sampah, maka perlu diciptakannya sebuah budaya di masyarakat. Dan untuk menciptakan sebuah budaya diperlukan sebuah kebiasaan yang dilakukan terus menerus yang disampaikan dalam sebuah sistem pendidikan. Maka sekolompok mahasiswa tersebut menerapkan program mereka dengan masuk ke sistem pendidikan di Pulau Pramuka. Dimana di Pulau Pramuka terdapat 3 sekolah negeri, yakni SDN 02 Pagi Pulau Panggang, SMPN 133 Jakarta dan SMAN 69 Jakarta.

Program ini mengajak para peserta didik di Pulau Pramuka untuk menabungkan sampah botol plastik yang mereka hasilkan setiap harinya. Di setiap kelas disediakan sebuah tempat sampah yang berfungsi sebagai tabungan sampah. Setiap hari, peserta didik dihimbau untuk menabungkan sampah botol plastik yang mereka hasilkan. Kemudian setelah terkumpul selama satu minggu, tabungan sampah mereka akan ditimbang lalu hasil timbangan tersebut akan dicatat sebagai data tabungan setiap kelas. Setelah tabungan ditimbang dan didata, tabungan sampah akan dibawa ke rumah daur ulang sampah Samo Samo untuk dicacah. Hasil cacahan botol plastik ini nanti akan dijual ke beberapa industri di jakarta ataupun tangerang untuk diolah lebih lanjut lagi. Dan setelah sampah dicacah, barulah setiap sekolah mendapatkan hasil tabungan sampah peserta didik berupa uang. Uang tersebut akan diserahkan ke petugas tabungan sampah sekolah untuk bisa didistribusikan ke setiap kelas sesuai jumlah tabungannya dan juga kebutuhan dari setiap kelas tersebut.

Program ini dimulai pada bulan april 2014. Pada bulan april, mereka melakukan pendekatan ke pihak sekolah, baik kepala sekolah guru untuk menawarkan program ini. Dan ketiga sekolah tersebut memberikan respon yang positif. Kemudian pada bulan mei, sosialisasi ke para peserta didik pun dimulai. Sekaligus pemberian perangkat penunjang untuk berjalannya program, seperti timbangan dan buku tabungan. Lalu pada akhir mei program ini mulai dijalankan di setiap sekolah.

Selama berjalannya tabungan sampah ini, SDN 02 Pagi Pulau Panggang mendapat hasil yang tertinggi, sekitar 30 kg sampah ditabungkan oleh semua kelas SD selama 2 minggu. Hal ini dikarenakan agenda untuk SD tidak sepadat SMP dan SMA. Sedangkan di SMP tabungan sampah sudah mencapai 7 kg dari satu kali penimbangan sampah. Sedangkan untuk SMA belum dilakukan penabungan karena agenda di SMAN 69 yang padat untuk memenuhi agenda akademik di akhir semester ini.

Aksi dari para peserta didik di sekolah Pulau Pramuka ini mendapat apresiasi pihak Sentra Penyuluh Kehutanan Pedesaan (SPKP) Samo Samo dan juga Taman Nasional. Hal ini dianggap membantu pihak konservasi Pulau untuk sama-sama membantu dalam pengelolaan sampah di Pulau. Dimana hasil tabungannya pun juga dukembalikan lagi untuk kebutuhan para peserta didik. Selain itu, program BANK SHARP ini juga memberikan efek positif dalam menciptakan budaya menabung bagi para generasi muda di Pulau. Selain menciptakan budaya menabung, program ini juga menanamkan untuk para peserta didik lebih mencintai Pulau mereka dan menjaga kebersihan dan keindahan Pulau. Selain itu, kedepannya, sekolah di Pulau Pramuka akan menjadi sekolah percontohan di Kepulauan seribu dalam pengolahan sampah.

Program BANK SHARP ini juga sejalan dengan program dari Dompet Dhuafa yang juga fokus pada pengolahan samaph di Pulau Pramuka.

Pihak sekolah di Pulau Pramuka juga dimasukan dalam Asosiasi Pengepul Badami. Asosiasi yang didirikan untuk mengakomodir para pemulung sampah di Pulau agar lebih terorganisir dan bisa bersama sama menjaga lingkungan di Kepulauan Seribu. Selain itu juga terlibat dalam sebuah aksi kreatif cinta lingkungan yang akan dilaksanakan pada bulan september dengan memanfaatkan sampah botol untuk dibuat sebuah monumen bersama pihak pihak pecinta lingkungan di Pulau Pramuka.

“Inilah sedikit banyak upaya yang dilakukan kami, mahasiswa Universitas Negeri Jakarta dalam membantu menjaga dan mengolah sampah di Pulau. Juga untuk mengukuhkan Universitas Negeri Jakarta sebagai kampus pendidikan yang mencetak guru dengan menanamkan budaya menabung dan juga budaya cinta terhadap lingkungan kepada para peserta didik.” Ujar Reza Wulandari, Ketua Kelompok BANK SHARP.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun