[caption id="attachment_332517" align="aligncenter" width="420" caption="Hairil Supriadi, pengurus PWI Kalteng, menjelaskan materi teknik menulis berita."][/caption]
Pengurus Cabang Persatuan Guru Republik Indonesia (PC-PGRI) Kecamatan Bulik, mengadakan Pelatihan Jurnalistik yang dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lamandau di aula SMKN-2 Bulik, Sabtu (01/11).
Kepala Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Lamandau, Lidan Hoder dalam sambutannya menyampaikan pentingnya guru memiliki kemampuan jurnalistik. Hal ini sejalan dengan tuntutan peningkatan profesionalisme guru. “Sebagai contoh, ketika guru akan mengusulkan kenaikan pangkat harus memiliki karya tulis ilmiah. Jika guru telah mahir ilmu jurnalistik maka akan sangat memudahkan untuk menyusun karya tulis”. Ujarnya.
Menurut laporan panitia, peserta pelatihan berasal dari seluruh sekolah tingkat TK sampai SLTA di Kecamatan Bulik. Maghfur, selaku panitia penyelenggara menjelaskan tujuan diadakannya pelatihan. “Setidaknya setelah guru mendapatkan ilmu jurnalistik mampu menerapkannya di sekolah melalui media Majalah Dinding, buletin dan sejenisnya”. Ia menekankan.
Sebanyak tujuh puluh lima peserta mengikuti pelatihan. Adapun pelatihan jurnalistik yang digagas oleh PGRI Cabang Bulik itu menyajikan materi teknik menulis berita, news feature dan teknik penulisan artikel. Acara tersebut didukung penuh oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalimantan Tengah. Tim nara sumber menyampaikan materi menggunakan pendekatan workshop. Penjelasan materi berlangsung mengalir dan peserta langsung diarahkan dengan simulasi untuk setiap materi.
Sesi tanya jawab untuk masing-masing materi berlangsung menarik karena antusiasme dan interaksi antara pemateri dengan peserta. Bahkan ada peserta yang menanyakan perihal teknis menulis berita menurut sudut pandang penulis berprofesi guru. “Apakah ada istilah khusus untuk berita yang ditulis oleh guru yang bersumber dari pengalaman pembelajaran di kelas?” Tanya salah seorang peserta dari SMKN 2 Bulik. Peserta lainpun menimpali pertanyaan tersebut dengan solusi yang cerdas. “Istilah khusus memang belum ada, namun kita bisa menuliskan pengalaman mengajar di kelas menjadi semacam berita dan dapat disebarluaskan melalui media online.” Jelasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H