Gerakan Pemberdayaan dan Ksejahteraan Keluarga
Pembentukan Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), yang mekanisme gerakannya dikelola dan dilaksanakan oleh Tim Penggerak PKK di setiap jenjang sukurang-kurangnya didasari pemahaman bahwa keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat mempunyai peranan yang besar dalam proses pembangunan. Kita semua mengetahui bahwa kondisi suatu keluarga dapat dijadikan sebagai tolok ukur terhadap kesejahteraan masyarakat pada umumnya. Gerakan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) diharapkan dapat membina keluarga secara langsung dan menjangkau sasaran sebanyak mungkin.
Gerakan PKK pada hakekatnya merupakan gerakan masyarakat yang tumbuh dari bawah, dengan prinsip kerja partisipatif. Melalui Gerakan PKK diharapkan peranserta aktif segenap lapisan masyarakat dalam pembangunan ikut digalang dan ditingkatkan, sehingga diharapkan dapat lebih merata dan berkualitas dalam memikul beban dan tanggung jawab pembangunan, maupun dalam menikmati hasil pembangunan itu sendiri.
Keberhasilan keseluruhan kiprah kader PKK yang kita artikan dalam bentuk kemajuan organisasi sangat tergantung pada produktivitas orang-orang yang terlibat dalam gerakan PKK. Dalam Gerakan PKK, sebagai motor penggerak kita mengenal adanya Pengurus dan Kader PKK pada semua lini termasuk kelompok kegiatan (poktan) PKK disamping tenaga sekretariat. Kinerja orang-orang tersebut juga didukung oleh kompetensi masing-masing, baik dari segi pengatahuan dan ketrampilan. Salah satu strategi yang dapat dipergunakan dalam peningkatan kompetensi pengurus dan kader PKK adalah dengan menerapkan strategi peningkatan kinerja untuk membuat kompetensi semua pengurus atau kader serupa atau mendekati serupa. Selain itu, bila kompetensi hampir sama, maka beban tugas bisa menjadi lebih berkembang dan fair.
Sebelum lebih lanjut tentang strategi peningkatan kinerja PKK, ada baiknya kita pelajari sekilas tentang produktivitas karyawan sebagai pembanding dalam memudahkan kita. Dalam sebuah perusahaan, produktivitas karyawan sama saja dengan mesin untuk menggerakkan perusahaan. Perusahaan akan semakin berkembang ke arah positive ketika produktivitas meningkat. Para karyawan hanya dapat melakukan performa optimal ketika mereka memahami dan mengerjakan tugas time frame secara baik dan fokus guna memperoleh hasil yang lebih baik.
Menjadi pertimbangan penting, peningkatan kinerja juga harus berlangsung konsisten untuk bisa memberikan tingkat produktivitas tinggi. Kemajuan performa karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti yang mempengaruhi kinerja baik yang mendukung dan menghambat kinerja tim maupun perorangan.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Tim
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja tim. Paling tidak, diharapkan agar setiap orang yang bekerja memahami lingkungan kerja, target yang harus dicapai, kesehatan karyawan, peningkatan kapasitas dan ketersediaan fasilitas yang menunjang pekerjaan.
1. Lingkungan Kerja.
Lingkungan Kerja sangat mempengaruhi motivasi kader dalam bekerja dan memenuhi target. Maka dari itu, seorang pimpinan (pengurus) idealnya menerapkan budaya kerja “tidak menyalahkan” (no blaming). Jika bertemu kesulitan kompleks pada suatu kegiatan, lakukan “tukar pikiran” (brainstorming) bersama dengan tim. Introspeksi bersama-sama dan ambil langkah terbaik untuk membuat kegiatan terselesaikan sesuai keinginan klien (masyarakat atau pemerintah). Semua pihak hendaknya menyadari betul akan lingkungan kerja PKK yang sangat heterogen karena terdiri dari pengurus PKK, kader PKK, tenaga sekretariat, dan ASN sebagai Pembina maupun sebagai pengampu TP PKK serta mitra yang mendukung pelaksanaan program PKK. Keberagaman ini karena memiliki latar belakang, pengalaman, pendidikan, strata sosial-ekonomi, budaya, adat-istiadat, agama, karakter yang berbeda-beda.
