Mohon tunggu...
Herna Rebel
Herna Rebel Mohon Tunggu... profesional -

hidup putih abu-abu,,buatku semakin mengerti.\r\ndan jadilah celoteh-celoteh kreasi emosi..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Adik-Adikku

15 April 2011   12:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:46 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

masih terlalu pagi untuk ku sebut dini hari
karna memang petang dan kabut sunyi masih menggelayuti
saat kami bocah-bocah tanpa arti sedang candai hari
inilah kami..aku dan mereka yang kusebut adik-adikku

ilmunya hanya sebatas membaca,menghitung dan menulis
sebegitu terbatasnya hingga buat ku miris
mau jadi apa mereka dengan ilmu yang hanya sejengkal garis?
dijaman yang serba 'klik' ini,masa depan mereka diujung tangis

kurus,kumal,dan aroma khas bau matahari
menatap aspal panas lelehkan kulit hingga jadi fatamorgana
berharap keindahan yang muncul kali ini
namun garis tanganya membelokkan samar bayang mimpi

renyah tawa mu bangkitkan semangatku
tangis sedih mu hancurkan hariku
deras peluhmu membuka mataku
bahwa aku masih lebih beruntung dari mereka adik-adikku

cita-cita ku tak banyak
hanya ingin buat mereka bisa tidur nyenyak dan hidup layak
andaiku sikaya dengan gelimang harta
ingin ku jadikan mereka jadi para gemilang

ini waktu mereka untuk kembali
kegubuk rapuh yang mereka huni
aku pun harus kembali,jalani hari sebagai pekerja seni
dan pasti kembali tuk adik-adikku lagi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun