Mohon tunggu...
Hermansyah Daulay
Hermansyah Daulay Mohon Tunggu... Guru -

Mengalir seperti air http://myhermandaulay.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perilaku Curang Contek Saat Ujian, Bolehkah?

4 Mei 2016   18:18 Diperbarui: 4 Mei 2016   18:25 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nyontek

Ujian 

Evaluasi belajar sering juga disebut ujian, setelah belajar satu bab biasa ada ulangan bab,  kemudian setelah belajar setengah semester ada ujian tengah semester,  ujian akhir semester, ujian akhir nasional, ujian nasional, Bagi Mahasiswa ada quiz, midtem tegah semester, ujian final akhir semeter. Guru ada ujian berbasis komputer Ujian Kompetensi Guru dan masih banyak jenis ujian lainnya.

Ujian diperlukan sebagai alat ukur keberhasilan, tujuan lain ujian untuk naik kelas, menamatkan jenjang pendidikan, ujian juga menjadi tolak ukur kemampuan individu dalam menghadapi soal. ujian masih digunakan untuk tujuan tujuan seleksi jabatan. ujian juga digunakan untuk merekrut karyawan.

Contekan

Seketat apapun ujian diawasi selalu saja ada yang buat contekan, berbagai cara usaha dilakukan agar peserta ujian bisa lulus, baik secara sembunyi sembunyi bahkan terang terangan ini sungguh memalukan. Prilaku contek dilakukan dari murid sd, murid smp, siswa sma, smk, mahasiswa/i, sampai guru sendiri juga nyontek.

Prilaku Curang 

Mencontek tindakan curang, tindakan yang dilarang dilakukan peserta ujian, mencontek adalah tindakan korupsi, mencontek juga dilarang agama,serta dilarang menurut hukum.

anehnya semua peserta ujian merasa berhak nyontek, merasa bahwa nyontek merupakan usaha yang boleh dilakukan, nyontek merupakan cara bisa lulus, jadi selalu terdengar jangan halangi kami untuk nyontek wahai pengawas ujian, ini masa depan kami anda harus ijinkan kami nyontek.

Mekanisme pasar

Karena masal serta luasnya prilaku nyontek saya berpikir tidak perlu lagi kita buat ujian, biarlah peserta belajar di nilai oleh pasar, biarlah orang dinilai dari keterampilan, dari kemampuan, ujian hanya menghabiskan kertas, bahkan ujian pakai komputer bisa nyontek hanya menghabiskan angaran, era selembar kertas sebagai tanda kelulusan kita akhiri, biar mekanisme pasar bekerja. yang mampu dan terampil dapat kerja sedangkan yang banyak alpa, cabut, bolos serta tidak pernah mau belajar akan tereleminasi oleh pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun