Mohon tunggu...
Hermiwati
Hermiwati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language Student

Coretan Sederhanaku📝

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Tanpamu (Guru) Kami Bukan Siapa - Siapa

25 November 2024   00:42 Diperbarui: 25 November 2024   01:01 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru adalah lentera di tengah gelap, pelita yang menerangi jalan kita menuju masa depan. Guru adalah embun pagi yang menyejukkan dahaga jiwa kita akan ilmu. Tanpa guru, kita mungkin hanyalah kertas kosong tanpa coretan makna dan tidak tahu apa - apa tentang kehidupan di dunia ini.  Ia yang mengukir setiap kata, menanamkan nilai, menuntun kita menemukan diri kita sendiri, menuntun kita mengenal dunia dan menutun kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Di matanya, terpancar semangat yang tidak pernah padam untuk mencerdaskan generasi bangsa. Mungkin sebatas kata - kata tidak cukup untuk membalas segala jasamu untuk kami wahai guru, namun izinkan kami mengungkapan sepatah dua patah kata ini sebagai bentuk ta'zim kami kepadamu dan penghargaan atas keikhlasanmu dalam membimbing kami. 

  

Hari ini, di bawah langit November yang cerah, kami diingatkan kembali pada hari yang penuh makna, mengenang sosok yang tanpa lelah menorehkan ilmu dan cinta di hati kami. Guru, hari ini adalah harimu. Namun sejujurnya, setiap hari adalah hari untukmu, karena setiap langkah yang kami ambil adalah bukti dari dedikasimu. Guru, tanpamu kami hanyalah kertas kosong. Kau adalah pena yang menuliskan harapan, pelita yang menerangi gelap, dan pelindung yang tak terlihat saat badai kehidupan menyerang. Kau yang dengan sabar menjelaskan apa itu huruf, angka, hingga makna kehidupan. Tidak hanya itu, Kau mengajarkan kami menjadi manusia yang beradab, berakhlak mulia, dan sopan santun kepada siapapun. Dan Kau juga yang mengajar kami bahwa keberanian bukan hanya soal berbicara di depan umum, tetapi juga soal menghadapi ketakutan dalam hati.

Ketika kami rapuh, kau datang seperti penyejuk. Tatapan penuh kasih sayang dan senyumanmu adalah penguat di saat kami merasa gagal. Kau percaya pada kami, bahkan saat kami ragu pada diri sendiri. Berapa banyak malam kau habiskan mempersiapkan pelajaran? Berapa kali kau mengorbankan waktumu demi memastikan kami mengerti? Tak terhitung. Namun, tak pernah sekali pun kami mendengar keluhan dari bibirmu. Di setiap huruf yang kau ajarkan, terselip doa. Di setiap nasihat yang kau berikan, ada harapan agar kami menjadi lebih baik. Kau bukan sekadar pengajar, kau adalah pembentuk jiwa. Kau adalah arsitek peradaban, meletakkan fondasi bagi masa depan yang lebih baik.

Hari ini, 25 November adalah hari untuk mengenang dan mengucapkan terima kasih yang tentunya tidak akan cukup untuk membalas segala pengorbananmu. Namun, bagaimana kami bisa mengungkapkan rasa terima kasih yang cukup? Kata-kata terasa terlalu kecil dibandingkan dengan lautan jasamu. Guru, tanpa cintamu, kami hanyalah individu yang berjalan tanpa arah. Kau yang mengajari kami untuk bermimpi tinggi setinggi- tingginya, namun tetap berpijak pada bumi dan merunduk seperti padi. Kau yang membimbing kami untuk menghormati perbedaan, mencintai sesama, dan memahami bahwa setiap orang punya peran penting di dunia ini.

Kini, kami mungkin telah melangkah jauh. Beberapa dari kami menjadi dokter, insinyur, seniman, atau bahkan guru seperti dirimu. Tapi di balik setiap pencapaian itu, ada dirimu. Setiap penghargaan yang kami terima, setiap senyuman kebahagiaan, semuanya adalah pantulan dari perjuanganmu. Hari ini, kami hanya ingin kau tahu, Guru, bahwa kami tidak akan pernah melupakanmu. Kau adalah pahlawan tanpa tanda jasa, tetapi bagi kami, kau adalah bintang yang cahayanya abadi. Terima kasih, Guru, atas segalanya. Tanpamu, kami bukan siapa-siapa. Namun karena jasamu, kami menjadi seseorang yang berarti. Semoga setiap langkahmu penuh berkah, setiap perjuanganmu dihargai dan di balas oleh Yang Maha Kuasa, dan setiap tetesan keringatmu diganti dengan kebahagiaan yang tak terkira ....

Kata - kata diatas, kita persembahkan untuk semua guru - guru kita yaitu orangtua kita, guru di sekolah, di pesantren, di madrasah dan semua guru - guru yang telah mengajarkan kita arti kehidupan dan jalan menuju masa depan. 

Orangtua kita adalah guru yang paling pertama yang mendidik dan membimbing kita. Sejak kecil, tangan-tangan lembut ibu dan ayah yang pertama kali membimbing kita mengenal kehidupan, mulai dari mengajarkan kita berbicara sepatah dua patah kata, mengeja huruf satu demi satu, menghitung angka satu demi satu dan mengenalkan kita pada ajaran agama seperti mengenal tuhan kita dan segala ilmu agama dari dasar. Tanpa ayah ibu, kita mungkin tidak akan pernah ada dan menjadi manusia seperti sekarang. Semua bekal kehidupan sudah mereka persiapkan untuk kita sedari kita belum lahir hingga kita dewasa dan sudah bisa mengenal kehidupan dunia. Jasa - jasa orangtua tidak terhitung, pengerobanannya tidak terhingga dan didikannya sedari kita belum lahir akan terus hidup dalam diri kita. Hari ini 25 November mengingatkan kita bahwa orangtua kita adalah guru yang paling utama dalam kehidupan kita. 

Begitu pula, guru di sekolah, di pesantren dan madrasah adalah orang  yang hadir sebagai orang tua kedua yang tidak kalah tulus menyayangi dan mencintai kita. Mereka mengajarkan kita nilai-nilai luhur. Tidak hanya mengajarkan angka dan huruf, tetapi juga makna kehidupan, etika, dan akhlak mulia. Bagi mereka, kita tidak hanya sekedar murid. Tapi bagi mereka kita adalah amanah yang ia jaga sepenuh hati. Bahkan ketika kita nakal atau sulit diarahkan, kesabaranya tidak pernah habis. Ia menegur bukan karena benci, tetapi karena cinta. Sehingga setiap langkah kecil kita menuju kebaikan adalah hadiah terbesar untuk bahkan untuk hari guru ini harapan mereka bukanlah ucapan selamat hari guru untuknya tapi semua kebaikan yang kita peroleh adalah hadiah terbesar untuk mereka.

Tidak hanya itu, dalam Islam juga ada guru mengaji yang menanamkan kita benih keimanan dan mengajarkan kita ilmu - ilmu al-qur'an sebagai pedoman hidup kita. Ia yang membimbing lidah-lidah kecil kita melafalkan kalam Ilahi. Guru ngaji adalah penjaga cahaya iman kita. Tanpanya, mungkin kita tidak pernah mengenal ilmu agama lebih dalam atau indahnya shalat, nikmatnya membaca Al-Qur'an, atau damainya berdzikir mengingat Allah. Kesederhanaannya tidak mengurangi keagungan  dan kemuliaan tugasnya. Ia dengan ikhlas mengajarkan kita ilmu - ilmu dalam Islam, menanamkan cinta pada agama, dan membimbing kami menjadi insan yang berakhlak.

Terakhir, guru kehidupan. Guru bukan hanya mereka yang berada di ruang kelas atau mushala. Setiap orang yang mengajarkan sesuatu yang baik adalah guru. Orang tua yang mendidik dengan cinta, tetangga yang memberi nasihat, hingga teman yang menuntun kita ke jalan yang benar, itu   semua adalah guru. Bahkan alam pun menjadi guru yang mengajarkan kebesaran Sang Pencipta melalui keindahannya. Tanpa guru kita bukanlah siapa - siapa. Seperti dalam sya'ir arab ini : Man ana law lakum (Siapa saya kalau bukan karenamu guru).  Jika hari ini kita bisa berdiri tegak, menjadi seseorang yang berharga di tengah masyarakat, semua itu berkat bimbingan guru. Semua hasil kita jalani di dunia ini adalah berkat didikan guru. Mereka mungkin tidak pernah meminta balasan, tetapi kita tahu bahwa seluruh jerih payahnya mengalirkan pahala tanpa putus. Guru telah menanam benih dan kini kita adalah pohon yang berbuah. 

 Terima Kasih, Guru ...

Guru, dunia ini mungkin tak akan cukup besar untuk menampung rasa terima kasih kami. Tapi satu hal yang pasti: tanpamu, kami bukan siapa-siapa. Engkaulah cahaya di gelap gulita, pilar penyangga bangsa, dan pahlawan sejati dalam kehidupan kami. Terimalah rasa syukur kami yang tak bertepi. Engkau adalah sosok yang tak akan pernah tergantikan. Doa kami senantiasa mengiringimu: semoga Allah memberikan kesehatan, kebahagiaan, dan keberkahan dalam hidupmu serta menjadi amal jariyah untuk akhiratmu. 

Selamat Hari Guru Nasional 25 November untuk semua guru ...

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun