Mohon tunggu...
Hermiwati
Hermiwati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language Student

Coretan Sederhanaku📝

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nekat Memperjuangkan Pendidikan Tanpa Sponsor Orang Tua

17 November 2024   23:55 Diperbarui: 18 November 2024   11:39 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan adalah hak setiap individu, sebuah jendela yang membuka cakrawala dunia dan pijakan untuk menggapai mimpi. Namun, tidak semua orang memiliki kemewahan dalam menjalankan pendidikan tanpa hambatan. Bagi sebagian, pendidikan menjadi sebuah perjuangan yang penuh tantangan, terutama ketika biaya orang tua tidak bisa mendukung mimpi besar tersebut. Dalam situasi seperti ini, tekad dan keberanian menjadi modal utama untuk terus melangkah maju. Yang mana dalam situasi ini harus berjuang sendiri, melawan keterbatasan dan menghadapi tantangan yang tak terhitung jumlahnya. Kisah-kisah ini menjadi cerminan betapa kuatnya semangat manusia untuk menggapai impian, bahkan ketika harus berdiri di atas kaki sendiri. 

Sebagian orang memiliki orangtua yang keterbatasan dalam biaya, namun memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan pendidikan sehingga banyak orang yang terpaksa memperjuangkan pendidikan tanpa dukungan biaya dari orangtua dalam menghadapi situasi yang berat sejak awal. Ada yang ditinggalkan oleh orangtuanya karena alasan finansial, ada pula yang kehilangan orangtua sejak dini dan ada ekonomi orangtuanya rendah sehingga sulit untuk membiayai anaknya pendidikan, terlebih pendidikan diperguruan tinggi dari jenjang S1,S2 dan seterusnya.  Kondisi ekonomi keluarga yang tidak memungkinkan seringkali memaksa mereka untuk bekerja sambil belajar atau bahkan menunda cita-cita untuk melanjutkan pendidikan. Namun, di tengah keterbatasan itu, tumbuh keberanian untuk tetap maju. Semangat nekat ini bukanlah kenekatan tanpa arah, tetapi sebuah tekad untuk membuktikan bahwa pendidikan bisa diraih oleh siapa saja yang mau berusaha keras.

Usaha keras mereka dimulai dari  pekerjaan-pekerjaan kecil seperti menjadi pelayan toko, karyawan ataupun mengajar les/bimbel dan pekerjaan kecil lainnya. Meski pendapatan kecil, mereka tetap berusaha menyisihkan uang untuk biaya pendidikan. Tak jarang, mereka harus membagi waktu antara bekerja dan belajar. Pagi hari diisi dengan aktivitas sekolah atau kuliah, sementara sore hingga malamnya digunakan untuk bekerja. Keletihan fisik sering menjadi teman sehari-hari, namun semangat mereka tak pernah padam. Seperti salah satu contohnya pada kisah seorang anak bernama Aisyah yaitu seorang anak perempuan yang memiliki semangat belajar yang kuat sehingga ia memiliki cita - cita yang tinggi melalui pendidikan. 

Aisyah ini dikenal cerdas sedari jenjang pendidikan sekolah dasar hingga jenjang SMA ia selalu mendapat prestasi, ia penuh semangat dalam belajar dan memiliki cita-cita menjadi seorang guru. Namun, kehidupan keluarganya penuh keterbatasan dan kesederhanaan. Ayahnya seorang buruh tani, sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Tetapi orangtua Aisyah berhasil membiayainya hingga lulus jenjang SMA. Lalu, setelah lulus SMA Aisyah masih memiliki keinginan dan semangat yang kuat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi meski ia sadar orangtuanya tidak sama seperti orangtua yang lainnya, orangtuanya yang penuh keterbatasan dalam ekonomi sehingga ia tidak mungkin melanjutkan pendidikan dengan biaya mandiri. Namun, ia tidak menyerah begitu saja sehingga  dengan tekad bulat, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk melanjutkan pendidikan meski tanpa dukungan finansial orang tua. 

Langkah pertama Aisyah adalah mencari peluang beasiswa. Ia mendaftarkan diri pada beasiswa yang difasilitasi oleh pemerintah. Ia penuh semangat dalam mengurus semua berkas pendaftaran beasiswa dan ia mempersiapkan diri untuk ujian seleksi beasiswa. Ia belajar dari berbagai sumber dan lembaga seperti GO (Ganesha Operation), ruang guru dan lain sebagainya. Ia juga mengikuti berbagai try out ujian tes beasiswa dan seleksi masuk kampus. Dalam proses usaha kerasnya, ia sering kali diremehkan oleh orang sekitar terutama temannya sendiri sering mematahkan semangatnya seperti berkata "Aisyah beasiswa itu sulit, kamu tidak mungkin akan lulus", ucap teman dekatnya. Meskipun mendapatkan perkataan seperti itu, Aisyah tidak patah semangat dan dengan dukungan penuh dari kedua orangtua bahwa mereka percaya dan yakin Aisyah BISA lulus. Hal ini membuatnya terus mencoba dan melanjutkan proses seleksi beasiswa hingga akhirnya mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi yaitu jenjang S1 jurusan pendidikan karena ia mempunyai cita - cita ingin menjadi guru.  Aisyah mulai kuliah dengan beasiswanya, ia menjadi mahasiswi yang aktif dan berprestasi di kampusnya. Selain itu, karena Aisyah merupakan anak perempuan yang cerdas dan berprestasi sejak bangku sekolah, ia mengembangkan skillnya dengan  bekerja paruh waktu seperti mengajar les atau bimbel setelah pulang kuliah. Sehingga dari pekerjaan sampingan tersebut ia bisa mendapatkan uang saku untuk kuliahnya. Dan juga ia dapat meringankan beban orangtuanya karena ia bisa menghasilkan uang sendiri. 

Dengan tekadnya yang kuat pendidikan tanpa dukungan penuh finansial dari orangtua, Aisyah berhasil lulus pendidikan S1 dengan  tepat waktu dan  berbagai prestasi yang diraihnya. Setelah lulus S1, Aisyah masih memiliki keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2 ke kampus impiannya karena ia senang dan semangat belajarnya tinggi dan juga ia merasa masih kurang ilmu yang ia miliki untuk bekal masa depannya sehingga ia memutuskan perlu melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Namun, kali ini Aisyah belum beruntung dalam mendapatkan beasiswa karena ia belum memiliki persiapan yang penuh untuk mengikuti pendaftaran beasiswa s2. Ia tidak menyerah begitu saja, dengan tekad yang kuat dan penuh keberanian ia tetap melanjutkan pendidikan s2 nya, meski tanpa biaya penuh dari orangtua. Aisyah berusaha melanjutkan pendidikan s2 nya dengan biaya sendiri, ia kuliah s2 sambil bekerja paruh waktu seperti mengajar di beberapa lembaga atau instansi. Hingga pada akhirya Aisyah berhasil membiayai full dirinya sendiri, mula dari biaya kuliah (UKT) yang lumayan besar baginya, biaya tugas - tugas kuliah hingga kebutuhan dan keperluan pribadinya selama ia menjalankan perkuliahan tersebut yang ia usahakan dengan keras untuk memenuhinya.

Aisyah tidak gentar, ia perempuan yang kuat dan tangguh. Meski lelah tapi ia tidak mudah menyerah, ia yakin pasti bisa menyelesaikan pendidikan s2 nya dengan biaya sendiri tanpa dukungan finasial dari orangtuanya. Aisyah seorang perempuan yang punya prinsip tidak ingin memberatkan orangtua terlebih pendidikan s2 itu pilihan dan keinginannya sendiri kareran ia juga tau bahwa orangtuanya keterbatasan dalam ekonomi sehingga ia harus berusaha sendiri dan berdiri di kakinya sendiri. Dan pada akhirnya, berkat tekad yang kuat dan usaha yang keras serta belajar yang keras. Aisyah berhasil lulus pendidikan s2 nya dengan tepat waktu dan membanggakan. Ia sendiri merasa terharu dengan segala perjuangannya dalam pendidikan, ia ingin menjadi manusia yang bermanfaat dari yang telah ia raih ini. 

Refleksi Akhir

Perjuangan ini mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang berharga. Kemandirian, kerja keras, dan rasa syukur menjadi bagian tak terpisahkan dari proses ini. Mereka yang berhasil menaklukkan tantangan ini biasanya tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, penuh empati dan memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi. Selain itu, perjuangan ini juga menunjukkan bahwa pendidikan bukan sekadar tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang membangun karakter. Ketika seseorang harus berjuang keras untuk meraihnya,  pendidikan menjadi lebih bermakna dan berharga.

Memperjuangkan pendidikan tanpa sponsor orangtua bukanlah perjalanan yang mudah, tetapi sangat mungkin untuk dilakukan. Dengan keberanian, tekad, dan kerja keras, mimpi pendidikan tetap bisa diraih. Bagi mereka yang sedang berada di jalan ini, ingatlah bahwa setiap langkah kecil adalah kemajuan. Setiap tetes keringat dan air mata akan terbayar ketika mimpi itu akhirnya terwujud. Dan ketika hari itu tiba, perjuangan yang telah dilalui akan menjadi cerita yang tidak hanya membanggakan, tetapi juga menginspirasi dunia. Seperti kisah Aisyah ini, bagaimana menurut kalian ? Semoga kisah ini menjadi inspirasi bagi siapa saja yang tengah berjuang, mengingatkan bahwa keterbatasan hanyalah tantangan sementara. Dengan tekad yang kuat dan hati yang tulus, impian apa pun bisa terwujud.

"Pendidikan adalah senjata paling ampuh untuk mengubah dunia." - Nelson Mandela

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun