Mohon tunggu...
Hermiwati
Hermiwati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S2 UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Pejuang Ilmu dan Pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bila Esok Ibu Tiada: Mengenang Kasih Sayang yang Tak Bertepi dan tanpa Tapi

6 November 2024   08:16 Diperbarui: 6 November 2024   08:22 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibu. Satu kata yang begitu sederhana namun sangat bermakna, sebuah nama yang tidak hanya melekat dalam kehidupan kita, tetapi juga menjadi bagian dari jiwa kita. Ibu adalah kasih yang tak pernah lelah, perhatian yang tak mengenal batas, dan cinta yang selalu tulus tanpa syarat. Dialah yang pertama kali mengenalkan kita pada dunia, yang tak pernah berhenti mengasihi kita, bahkan saat kita tak memahami atau menghargainya dengan sepenuhnya.   Ibu adalah sosok yang tak tergantikan. Ia adalah cinta pertama, guru kehidupan, dan tempat kita kembali saat segala hal terasa berat. Ia tidak hanya menjadi pelindung, tetapi juga inspirasi dan kekuatan. Namun, kehidupan tak pernah abadi. Suatu saat, kita harus siap menghadapi kenyataan bahwa ibu tak selamanya di sisi kita. Ketika waktu itu tiba, pernahkah kita membayangkan jika suatu hari ibu tiada?  Apa yang akan kita rasakan? Bagaimana kehidupan akan berubah tanpa kehadirannya? Apakah kita sudah cukup menghargainya selagi ia masih ada?

Artikel ini adalah undangan untuk merenung, untuk kembali menyadari betapa besar arti seorang ibu dalam hidup kita. Mari kita bayangkan bila esok ibu tiada—bukan untuk menambah rasa takut, tetapi untuk mengingatkan kita agar tak melewatkan kesempatan mengasihi sosok yang tanpa henti mengasihi kita. 

Kasih Sayang yang Tanpa Batas, Tanpa Tapi

 Kasih sayang ibu adalah kasih sayang yang unik. Ia memberi tanpa meminta, memberi tanpa menunggu balasan, memberi tanpa pernah menghitung pengorbanannya. Ketika kita masih kecil, ibu menyusui, mengganti popok, menenangkan tangisan, dan menemani kita tidur di malam-malam yang sunyi. Ia menghabiskan banyak malam tanpa tidur, tubuhnya lelah, pikirannya terkuras, tetapi senyum di wajahnya tak pernah pudar. Bahkan ketika kita telah dewasa, ibu tetap ada di sisi, mendampingi kita dalam doa-doa keramatnya yang menembus langit, tanpa berharap lebih dari sekadar kebahagiaan kita dan kesuksesan kita didunia maupun akhirat nanti. Dan Seperti yang kita rasakn bahwa bukti kasih ibu yang tak mengenal syarat dan tak berbatas waktu. Jika suatu hari kita gagal, ibu tetap bangga. Jika suatu hari kita lupa padanya, ibu tetap menunggu. Ibu adalah sosok yang akan mencintai kita apa adanya, tak peduli bagaimana keadaan kita. Ia menerima segala kekurangan dan kesalahan kita, tanpa ada sedikit pun rasa kecewa yang mengurangi kasihnya.

 Betapa sering kita meremehkan kasih ibu hanya karena ia selalu ada. Kita terbiasa melihatnya ada setiap pagi, menyediakan sarapan, menanyakan kabar kita, memberi nasihat, hingga lama-lama kita lupa bahwa semua ini adalah bentuk cinta yang tak terhingga. Baru ketika bayangannya mulai pudar, barulah kita menyadari betapa besar kehilangan itu. 

 

www.kibrispdr.org
www.kibrispdr.org
 Pengorbanan yang Tanpa Akhir

Pengorbanan ibu  ibu tidak berhenti ketika kita tumbuh dewasa. Bahkan ketika kita telah memiliki kehidupan sendiri, ibu tetap mendoakan kita, selalu merindukan kabar baik dari kita, dan mengkhawatirkan keadaan kita. Namun, sering kali kita tidak pernah benar-benar memahami atau melihat betapa berat pengorbanannya karena ia jarang mengeluh atau menuntut. Bahkan ketika ia lelah atau sakit, ia tetap tersenyum, menghibur kita dengan kalimat "Ibu baik-baik saja" yang terucap tulus dari bibirnya. 

Bila esok ibu tiada, pengorbanannya mungkin baru akan benar-benar terasa. Kita akan sadar bahwa setiap kebaikan yang ia berikan, setiap kerja keras yang ia lakukan, adalah bukti dari cinta yang tiada tandingannya. Ibu yang rela mengorbankan mimpinya demi mimpi kita, ibu yang mengesampingkan kebutuhannya demi kenyamanan kita, ibu yang tetap tersenyum meski hatinya sedang terluka. Saat kita melihat kembali semua pengorbanan itu, kita akan menyadari bahwa kasih ibu adalah sesuatu yang tidak bisa diukur oleh apa pun. Pengorbanan ibu bukan sekadar tindakan tapi adalah cermin dari cinta yang sejati, yang tak bisa digantikan oleh siapa pun. 

Ibu Sebagai Sumber Kekuatan

Ibu bukan hanya seorang pengasuh, tetapi juga pendorong dan penyemangat. Ketika dunia seolah tak berpihak, ibu hadir dengan nasihat dan dukungannya yang mampu meredakan kegelisahan. Ia adalah tempat kita bercerita, sahabat setia yang mendengarkan tanpa menghakimi. Ketika kita terpuruk, ia memberikan semangat untuk bangkit. Kehadirannya memberikan rasa aman dan ketenangan yang tak tergantikan. Bila esok ibu tiada, kita akan kehilangan sumber kekuatan itu. Kita akan merasa ada bagian dari hidup yang kosong, sebuah ruang yang tak akan pernah bisa diisi oleh siapa pun. Namun, meski fisiknya tak lagi ada, kekuatannya akan tetap hidup di hati kita. Nilai-nilai yang telah ia tanamkan, pelajaran yang ia ajarkan, dan semua kenangan bersamanya akan menjadi pilar yang menguatkan kita menjalani hidup. Bahkan kesuksesan kita bersumber dari do'a - do'a ibu yang terus melangit untuk kita. Sebagaimana yang dikatakan tuan guru kita Ustadz Adi Hidayat bahwa kesuksesan seorang anak adalah 75% dari tangisan do'a ibu disetiap sujudnya dan tadahan tangannya. Dan usaha kita tidak ada apa - apanya tanpa do'a seorang ibu. Bila esok ibu tiada maka hilanglah keramat do'a ibu yang menembus langit itu.

Kehilangan yang Tak Tergantikan 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun