Mohon tunggu...
Herminingsih
Herminingsih Mohon Tunggu... Guru - Guru

Pengajar bahasa Prancis yang hobi membaca, menulis dan merawat tanaman. Telah menulis 5 judul buku solo dan 45 judul buku antologi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Orangtua dalam Pendidikan Karakter

2 Juli 2024   16:08 Diperbarui: 2 Juli 2024   16:15 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi 

Pendidikan di era gadget dewasa ini mengubah perilaku peserta didik. Ketika gadget menjadi teman bermain dibandingkan permainan tradisional di masa lalu. Di masa permainan tradisional yang sangat dirindukan seperti beklang yaitu permainan tradisional yang biasa dimainkan 2-4 anak dengan bola di kecil dan beklang. Di era gadget permainan tradisional telah tergantikan dengan beragam game aplikasi sehingga anak sekarang bukan lagi keringat karena bermain di halaman tetapi hanya olah raga jari dan mata. Hal ini jika dibiarkan dapat berdampak pada kerusakan mata dan berbagai hal penyerta karena penggunaan gadget secara berlebihan.

Peran orang tua dalam mengontrol penggunaan gadget untuk pembentukan karakter anak tentu sangat besar. Ketika orangtua hanya sibuk dengan kegiatannya dan membiarkan anak-anak bermain gadget tentu akan menganggu perkembangan karakter seorang anak. Dewasa ini selain penggunaan gadget, orang tua juga perlu berperan dalam perkembangan karakter tanggung jawab, gotong royong, jujur dan sebagainya.

Seorang peserta didik hanya menghabiskan waktu sekitar 8 jam di sekolah berarti dalam sehari sisa waktu terbesar adalah 16 jam itu di rumah bersama keluarga. Sehingga peran Orangtua akan sangat dibutuhkan, tidak bisa hanya menyerahkan semua ke pihak sekolah.

Demikian pula saat ini dengan beberapa upaya yang dilakukan untuk membangun kerjasama yang baik antara orangtua dan pihak sekolah. 

Di beberapa daerah terbentuk paguyuban orangtua. Hal ini memiliki 2 sisi ada positif dan negatifnya, bagai mata pisau yaitu sisi manfaat dan dampak yang merugikan. 

Manfaat paguyuban orangtua dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan kelancaran pendidikan di sekolah terutama di bidang Sapras di mana orangtua dapat berperan serta untuk kemajuan suatu sekolah. Selain itu dapat menjalin silaturahmi antar orangtua peserta didik.

Dampak yang merugikan adalah menguras waktu, tenaga orangtua yang  pekerja dan juga dana orangtua. Bahkan kadang timbul gesekan antar orangtua jika terjadi perbedaan persepsi.

Olehnya itu peran sekolah dan orangtua perlu digarisbawahi, diperjelas ranah apa saja yang dapat diintervensi orangtua dan ranah apa saja yang menjadi tugas sekolah. 

Beri ruang untuk pihak sekolah mengatur dengan baik keberlangsungan dan kelancaran proses pendidikan peserta didik. Orang tua juga tak perlu menghabiskan waktu dan tenaganya untuk mengatur.  

Apakah Anda memiliki pengalaman menjadi anggota paguyuban sekolah? Yuk tuliskan di kolom komentar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun