Coba kita lihat fenomena yang terjadi pada siswa-siswa saat ini, di mana mereka menganggap bahwa aktivitas yang mengasyikkan justru berada di luar jam pelajaran. Hal ini dikarenakan selama ini mereka merasa terbebani ketika berada didalam kelas, apalagi jika harus menghadapi mata pelajaran matematika terutama pokok bahasan bangun ruang. Baru mendengar judulnya, sudah merasa terbebani. Maka dari itu kita membutuhkan inovasi pembelajaran agar para siswa menjadi bersemangat, mempunyai motivasi untuk belajar dan antusias menyambut pelajaran di sekolah. Berdasarkan masalah tersebut di atas maka, dilakukan penelitian tentang meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning.
Menurut Tan (2003) Problem Based Learning merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBM kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan.
Problem Based Learning pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an di Universitas Mc Master Fakultas Kedokteran Kanada, sebagai satu upaya menemukan solusi dalam diagnosis dengan membuat pertanyaan-pertanyaan sesuai situasi yang ada, Rusman (2013).
Student centered merupakan salah satu ciri dari pendekatan problem based learning. Siswa berperan sebagai stakeholder dalam menemukan masalah, merumuskan masalah, mengumpulkan fakta-fakta (apa yang diketahui, apa yang ingin diketahui, apa yang akan dilakukan), membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai alternative dalam solusi menyelesaikan masalah.
Peran siswa secara khusus menurut Paris dan Winograd (2001) adalah : (a) menumbuhkan motivasi dari kebermaknaan tujuan, proses dan keterlibatan dalam belajar; (b) menemukan masalah yang bermakna sacara personal; (c) merumuskan masalah dengan pertimbangan memodifikasi dan memvariasikan situasi dengan informasi baru yang dianggap paling mungkin mencapai tujuan;(d) mengumpulkan fakta-fakta untuk memperoleh makna serta pengetahuan dalam pengaplikasian pada pemecahan masalah yang dihadapi secara kreatif; (e) berpikir secara reflektif untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan menyelesaikan masalah; dan (f) berpartisipasi dalam pengembangan serta penggunaan assessment untuk mengevaluasi kemajuan sendiri.
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilaksanakan ini dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Tanggal 19 Oktober 2015 sampai 31 Oktober 2015. Pada pertemuan sebelumnya guru menugaskan siswa membuat alat peraga bangun ruang yang terdiri dari kubus, balok, prisma, limas, kerucut. Peserta didik di bagi menjadi 8 kelompok.
Dengan langkah-langkah pada pembelajaran Problem Based Learning dijelaskan sebagai berikut: Fase 1 Orientasi peserta didik kepada masalah, Siswa diminta mengamati bangun-bangun ruang yang mereka buat. Dalam kehidupan sehari-hari mungkin sering menjumpai kardus minuman,kardus mie instan,kotak makanan, kaleng susu dan lain-lain. Berbentuk apakah benda-benda tersebut. Setelah proses pengamatan siswa diminta membuat daftar pertanyaan berdasarkan informasi tentang diagonal bidang dan diagonal ruang. Fase 2 Mengorganisasikan peserta didik, Membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota masing – masing 4 orang. Fase 3 Membimbing penyelidikan individu dan kelompok, Peserta didik mengisi tabel yang terdapat pada lembar kerja siswa. Peserta didik diminta untuk mengamati bangun ruang yang mereka buat, menentukan ukurannya, menentukan semua diagonal bidang dan diagonal ruang, menentukan panjang masing masing diagonal bidang dan diagonal ruang serta membandingkan pada bangun ruang yang sama. Fase 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Wakil kelompok mempresentasikan hasil diskusinya, dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab. Fase 5 Menganalisa dan mangevaluasi proses pemecahan masalah. Peserta didik menganalisa masukan, tanggapan dan koreksi dari guru terkait pembelajaran sifat sifat diagonal bidang dan diagonal ruang
Siswa yang difasilitasi dengan model pembelajaran ini , siswa lebih bersemangat, inisiatif, kreatif, inovatif dan menyenangkan serta meningkatkan partisipasi belajar yang tinggi di dalam kelas, melalui pembelajaran Problem Based Learning siswa saling berbagi pengalaman belajar. Model pembelajaran Problem Based Learning juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa XII IPS SMAN 4.