Mohon tunggu...
Herma Wardi
Herma Wardi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis, conten creator, penyintas jurnalistik

Saya menyenangi dunia tulis-menulis, mencintai jurnalistik. conten creator di Medos. Menyenangi penjelajahan reportase perjalanan...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Museum Genggelang, Pelestari Budaya Lokal, Memantik Ekonomi Baru

8 Januari 2025   11:30 Diperbarui: 8 Januari 2025   11:30 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Museum Desa Genggelang. (Sumber Foto: Diskominfotik NTB)

Lombok Utara-Museum desa menjadi langkah awal pelestarian budaya lokal sekaligus penguatan identitas bangsa terutama kalangan generasi muda yang memegang kunci estafet pembangunan nasional ke depan.

Museum desa tentu saja bukan hanya menjadi tempat artefak atau barang-barang koleksi tetapi tempat untuk literasi, narasi, edukasi, dan juga tempat untuk kita belajar segala sesuatu.

Museum Desa yang ada di Desa Genggelang, Lombok Utara yang diresmikan Menteri Kebudayaan Senin (6/1/2025) lalu diharapkan sejalan dengan keinginan pemerintah pusat yang menginginkan masyarakat Indonesia memberikan penghargaan dan apresiasi terhadap budaya mereka sendiri.

Dalam pasal 32 Undang-Undang Dasar 1945 tertuang kalimat bahwa negara memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan budayanya masing-masing.

Bahkan Kementerian Kebudayaan menargetkan ada ribuan museum di Indonesia dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Jumlah museum yang kini ada sekitar 500-an museum dinilai masih kurang mengingat Indonesia memiliki keragaman budaya dan cerita sejarah.

Bahkan Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyebut inisiasi untuk membuat sebuah museum dari tradisi dan adat setempat merupakan suatu hal yang luar biasa. Dan untuk diketahui Museum sejarah lokal yang dibuka untuk umum sejak 5 Maret 2018 lalu menyimpan koleksi sekitar 80 benda bersejarah peninggalan Kedatuan Gangga. 

Ragam benda bersejarah yang terpajang tersebut meliputi alat dan baju perang, peralatan pertanian, media astronomi tradisional, tembikar, maupun koin-koin kuno.

Kepala Museum Negeri NTB, Ahmad Nuralam, menyebut, Museum NTB memiliki program 'Kotaku Museumku Kampungku Museumku' yang menjadi pemantik pembentukan museum-museum di tingkat daerah hingga desa.

Program strategis 'Kotaku Museumku Kampungku Museumku' tersebut memberikan tiga aspek berupa museum sebagai identitas kebudayaan dan ketahanan budaya, museum sebagai sarana edukasi dan tempat belajar, serta museum sebagai penggerak ekonomi masyarakat.

Dengan adanya museum, maka otomatis ada destinasi wisata budaya di desa tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun