Mohon tunggu...
hermawan Syamsul
hermawan Syamsul Mohon Tunggu... -

Menulis dan Membaca.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gerindra, Terjebak Koalisi Lidah Tak Bertulang

21 April 2014   14:50 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:24 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Koalisi Lidah Tak Bertulang", mungkin itulah nama koalisi yang cocok di jadikan jargon kerjasama politik antara Partai PPP dengan Gerindra yang baru seumur nyamuk. Bahkan sebelumnya pernah diakui oleh Suryadharma Ali, bahwa Partai PPP mendukung Gerindra dengan tulus ikhlas tanpa maksud dan tujuan apa-apa.

Namun beberapa hari kemudian SDA berkata lain, sebagaimana ucapannya yang dapat disimak di Tribunnews.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan itu menyatakan bahwa deklarasi dukungan yang ia sampaikan kepada calon presiden dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto, pada Jumat (18/4/2014) bukan sikap resmi PPP. Menurutnya, dukungan itu belum formal dinyatakan sebagai koalisi.

"PPP dengan Pak Prabowo belum berkoalisi secara formal," kata Suryadharma di kantor DPP PPP di Jakarta, Minggu (20/4/2014) malam.

Ibarat nyamuk, koalisi tersebut belum sempat terbang melayang hinggap dimana-mana sudah disemprot baygon. Dalam hal ini yang paling dirugikan tentulah partai Grindra.

Namun inilah pertunjukan dagelan semasa, yang dipertunjukkan oleh seorang tokoh yang sungguh sangat tidak layak ditiru. Apalagi SDA adalah seorang tokoh sentral dari partai Islam, yang masih aktif memimpin sebuah kementerian yang membawahi keagamaan yang memiliki akidah tinggi.

Dari pengalaman ini sebaiknya kedepan sebuah partai politik janganlah membawa simbol-simbol keagamaan dalam berpolitik bila tidak mampu menjaga lisan, karena dengan kejadian seperti ini, sangat menciderai umat yang mereka wakili.

Ada sebuah pepatah mengatakan : "Jika tidak mampu menepati maka janganlah pernah berjanji"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun