Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyuap....

30 Januari 2024   12:09 Diperbarui: 30 Januari 2024   12:09 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
httpswww.pexels.comid-idfotouang-pecahan-kas-mata-uang-10067197

httpswww.pexels.comid-idfotouang-pecahan-kas-mata-uang-10067197
httpswww.pexels.comid-idfotouang-pecahan-kas-mata-uang-10067197

Tidak ada sebulan, penulis ditugaskan lagi ke kantor yang sama. Dan penulis mencoba memanggil office boy yang sama, yang dulu penulis minta tolong untuk fotocopy berkas. Kali inipun penulis melakukan hal yang sama, hanya penulis kasih lembaran biru. Karena yang difotocopy hanya dua lembar. Apa yang terjadi kemudian adalah di luar dugaan. Hanya hitungan menit si office boy kembali dengan lembaran yang di copy, sambil menawarkan kepada penulis, mau dibuatkan kopi pak ?

Apakah ini sudah termasuk kategori menyuap ? Entahlah. Apa ini juga termasuk klasifikasi penyuapan yang mana, penulis sendiri bingung. Karena yang ada di benak kepala saat itu, hanya tergambar sebuah cermin yang retak. Bagaimana tidak ? Si office berani melakukan hal seperti itu bisa jadi karena melihat sekelilingnya juga melakukan hal yang sama. Ini baru fotocopy, belum lagi foto berwarna yang bisa mendulang dolar.

httpswww.pexels.comid-idfotocahaya-orang-orang-gelap-laki-laki-6568190
httpswww.pexels.comid-idfotocahaya-orang-orang-gelap-laki-laki-6568190

Teringat sebuah kalimat bijak. Suap janganlah kau terima, sebab suap membuat buta mata orang-orang yang melihat dan memutar balikkan perkara orang-orang yang benar. Apakah kemudian orang menjadi mendadak buta warna atau bahkan menjadi buta beneran di hadapan Tuhan ? Tanpa diduga gerimis turun dengan mendung yang membuat sinar matahari kembali tertutup. Dan penulispun segera mengambil langkah cepat sambil berkata kepada si asisten rumah tangga yang masih asyik menyuap si balita. Menyuapnya disudahin. Begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun