Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Uang...

29 Januari 2024   14:15 Diperbarui: 29 Januari 2024   14:26 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
httpspixabay.comidphotosuang-rupiah-gaji-ekonomi-keuangan-3431770

Banyak orang bilang ujian terberat adalah saat kita sedang ada di puncak karir dan dalam posisi berkelimpahan ditambah pegang kekuasaan. Karena seakan semuanya bisa dilakukan tanpa batas. Seperti yang terlihat pada hari-hari akhir ini. Kekuasaan bisa menjadi barang yang absolut di hadapan orang lain yang kastanya lebih rendah. Dan dalam posisi seperti itulah manusia diuji oleh Yang Maha Kuasa, sebagaimana apa yang pernah penulis baca.

Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa; Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka KUCOBA, apakah mereka hidup menurut Hukum-Ku atau tidak.

Sebuah fakta yang tidak bisa dihindari, karena saat itupun Tuhan sudah memberikan peringatan kepada sebuah bangsa, apakah dengan berkat yang diterima setiap harinya, bangsa ini masih manut dan tunduk akan Hukum Tuhan.

Rasanya tidak berlebihan kalau membaca di area sekitar kita. Ketika mencoba melakukan antisipasi saat kondisi mulai masuk dalam tahap kepepet, banyak kemudian hal yang aneh-aneh yang dilakukan oleh manusia. Mungkin dengan cara menaikkan taraf ketamakan dan meningkatkan taraf kerakusan dengan pola-pola yang makin canggih dan rapi tertata. Berharap dengan demikian, hidupnya tidak mengalami situasi kepepet sampai tujuh turunan.

httpspixabay.comidphotosmeredakan-keseimbangan-mudah-3134828
httpspixabay.comidphotosmeredakan-keseimbangan-mudah-3134828

Sejatinya hidup itu berlaku berkeseimbangan dan berkesinambungan, dengan ucapan syukur akan apa yang sudah kita terima, yang sedang kita terima dan akan apa yang akan kita terima. Bukan dengan ketamakan dan kerakusan. Karena pada dasarnya orang yang mengumpulkan banyak, TIDAK KELEBIHAN dan orang yang mengumpulkan sedikit, TIDAK KEKURANGAN. Tiap-tiap orang mengumpulkan menurut keperluannya. Begitu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun