Sedikit mengantisipasi cuaca yang bisa berubah setiap saat dan menghindari genangan banjir yang diakibatkan hujan lebat yang seakan tercurah tanpa batas, penulis berdua isteri menggunakan taksi online ke arah tempat dimana resepsi pernikahan anak kawan dekat penulis diadakan.Â
Bukan suatu kebetulan kalau resepsinya diadakan di sebuah hotel yang terletak di kota Semarang bawah, yang sudah terbiasa menjadi langganan banjir.
Sekalipun hujan yang mengguyur tidak berhari-hari, hanya hitungan jam, tetapi daerah bawah kota Semarang ini selalu harus diwaspadai. Apalagi kendaraan penulis yang sudah berumur tua dan termasuk jenis mobil yang berbodi rendah.Â
Sehingga perlu ekstra hati-hati dalam mengendarai saat cuaca tidak menentu seperti ini. Ditambah lagi sudah menggunakan pakaian resmi kondangan. Untuk itulah penulis memutuskan menggunakan taksi online.
Menunggu adalah sesuatu hal yang kadangkala membuat hati ini tidak menentu. Ini penulis alami dengan isteri saat menunggu jemputan taksi online yang sudah dipesan seperempat jam sebelumnya. Hujan yang tiba-tiba turun membuat perasaan menjadi galau.Â
Satu mobil pesanan tiba-tiba saja membatalkan pesanan tanpa alasan yang jelas. Mobil kedua demikian juga adanya. Baru mobil ketiga yang serius meluncur menjemput penulis dan isteri di tengah terpaan hujan.
Menyusur jalanan dengan hujan lebat membuat sang sopir yang sudah agak tua, berusia sekitar enam puluhan tahun perkiraan penulis, membuat mobil taksi online ini melaju dengan lambat dan penuh kehati-hatian. Sambil mengurangi ketegangan disela-sela kemacetan dan curah hujan, penulis mencoba berkomunikasi dengan sang sopir.
Sang sopir berkeluh kesah tentang kondisi saat ini yang boleh dikatakan minim dalam hal pendapatan sebagai sopir taksi online. Tidak seperti saat dahulu di awal-awal adanya taksi online. Perbandingannya sangat drastis.Â