Merunut dari hidup kita sendiri, secara ringkas, dusta bukan sekedar perkataan atau perbuatan yang tidak jujur seperti cerita di atas. Namun bisa terjadi bahwa dusta adalah bentuk penyangkalan terhadap kebenaran. Sehingga dapat dikatakan pendusta itu adalah musuh Sang Khalik, karena seringnya berbenturan dengan kaidah keimanan seseorang.
Nah, kalau dusta demi dusta dibiarkan berkembang tanpa ada koreksi dari pihak lain, maka yang terjadi adalah di dalam diri orang tersebut tidak ada lagi kebenaran yang hakiki, dan segala tindakannya akan selalu melawan kebenaran. Inilah yang berbahaya dan perlu segera diwaspadai, karena inilah cikal bakal korupsi. Semua bisa dikorupsi. Baik waktu, pekerjaan, uang, jabatan bahkan ibadah kepada Tuhanpun bisa dikorupsi.
Sekilas kita tidak bisa membedakan mereka yang termasuk kategori pendusta dalam lingkungan orang di sekitar kita. Bisa jadi mereka berkomunikasi erat dengan kita, bahkan beribadah juga sama-sama. Tetapi dibalik semuanya itu, jika benar mereka lebih akrab hidup dengan dunia dustanya, yang demikian mesranya, jangan-jangan kita sendiri malah ikutan jadi pendusta, karena bermesra-mesraan dengannya. Begitu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H