Kembali juga kepada pertanyaan. Dari mana sumbernya, kalau tidak dari lidah yang tak bertulang ? Benar begitu ? Memang sejujurnya hidup dan mati dikuasai lidah, siapa yang suka menggemakannya, akan memakan buahnya. Bisa jadi hari hari ini kita diperhadapkan dengan sesuatu perkataan dari orang lain, yang membuat tekanan darah menjadi tinggi dan  detak jantung makin berdebar.
Seperti halnya rumah tempat tinggal kita yang senantiasa kita jaga dengan cara mengunci pintu rumah, agar keadaan di dalam rumah menjadi aman dan nyaman. Terhindar dari gangguan orang lain yang bermaksud jahat kepada kita. Atau bisa juga menjaga perumahan dimana kita tinggal dengan ronda keliling, yang kayaknya sekarang jarang ditemui, kecuali di desa-desa atau perkampungan yang jauh dari perkotaan.
Begitu juga dengan lidah kita yang perlu kita jagai dua puluh empat jam terus menerus. melalui hubungan komunikasi iman dengan Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta. Karena perlu kesadaran dari diri kita, akan keberadaan sang lidah yang bisa membuat kita naik terbang tinggi atau malah jatuh terperosok ke dalam sumur kehinaan. Dengan lidah kita bisa memuji Tuhan, dan dengan lidah pula kita bisa mengutuk manusia yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Benar begitu ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H