Mohon tunggu...
Herman Utomo
Herman Utomo Mohon Tunggu... Penulis - pensiunan

mencoba membangkitkan rasa menulis yang telah sekian lama tertidur... lewat sudut pandang kemanusiaan yang majemuk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kelupaan...

9 Februari 2023   10:15 Diperbarui: 9 Februari 2023   10:26 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu sebelum saya memasuki masa pensiun, di tempat kerja saya sudah banyak teman-teman yang memasuki purna tugas. Dan itu sungguh menarik perhatian saya secara pribadi. Fakta berbicara, beberapa teman saya setelah memasuki masa pensiun, mempunyai hal-hal yang tidak saya duga sama sekali. Memang tidak semuanya. 

Tetapi ini sebuah contoh yang ada di depan mata. Ada yang baru beberapa bulan pensiun tiba-tiba mengalami stroke. Ada juga yang masih sering datang ke kantor, layaknya masih aktif bekerja sebelum pensiun. Ada juga yang ke kantor sambil minta-minta uang kepada teman-temannya. Bahkan ada juga yang tidak lama setelah pensiun tiba-tiba meninggal dunia.

Sebuah kejadian dan perubahan perilaku manusia yang bisa terjadi dan bisa dialami seseorang. Ketika memasuki zona baru dan melepas zona kenyamanan yang sudah lama terbentuk tidak serta merta seseorang bisa lapang dada dan ikhlas menerimanya. Tidak jarang meninggalkan jejak post power syndrome. Gejala ini bisa dialami oleh siapa saja, karena apa yang dinamakan post power syndrome adalah akumulasi dari kondisi kejiwaan yang pada umumnya dialami oleh orang yang kehilangan kekuasaan atau jabatan baik secara tiba-tiba ataupun karena pensiun. Tanpa sadar ini akan diikuti oleh rasa turunnya harga diri di depan umum.

 

Memang bagi Aparatur Sipil Negara (ASN/PNS) dan yang memiliki jabatan apalagi di tempat basah, memasuki masa-masa pensiun adalah seperti momok yang menakutkan. Apalagi yang sudah terbiasa bergelimang dengan uang dan kekuasaan. Bisa dibayangkan, seorang pejabat yang setiap harinya dikerumuni kolega-koleganya dan terlihat garang di depan anak buahnya, tiba-tiba saat menjalani hari pensiun, jangankan disalami, dikasih senyumanpun tidak. Coba, gimana dibayangkan rasa sakitnya ?

 

Memang kadangkala kita sendiri sepertinya kelupaan atau bahkan benar-benar lupa, kalau apa yang kita miliki, harta yang melimpah baik itu jabatan maupun karir yang bagus itu adalah pemberian dari Yang Maha Kuasa. Tidak sedikit yang beranggapan dan merasa bahwa segala hal yang didapat dari perjalanan hidup saat bekerja itu semua adalah hasil keringat sendiri. Survey membuktikan itu yang terjadi diantara lingkungan temen-teman saya bekerja. Dan bisa jadi dilingkungan dunia kerja yang lainpun terjadi hal yang sama.

pexels-pixabay-34228
pexels-pixabay-34228

Sebuah perenungan yang panjang akan makna hidup, bisa membawa akan sebuah kesadaran yang hakiki terkait status keberadaan diri kita di hadapan Sang Khalik. Bahwa semuanya adalah milik Tuhan semata. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada Tuhan. Dan Sang Penciptalah yang berkuasa atas segala-galanya. Dalam tangan Tuhan lah kekuatan dan kejayaan; dan di dalam Tuhan lah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala-galanya.

Pernah suatu kali terjadi perbincangan di warung kopi. Seorang teman saya berkata, kenapa ya …uang seratus ribu bisa bermakna ganda ? Saya yang belum ngeh kemana arah pembicaraan temen saya, langsung nyambung…Maksudmu gimana…? Lalu temen saya berkata, uang seratus ribu kalau diajak jalan ke mall rasanya terlalu sedikit. Tetapi kalau diajak ke masjid koq jadi kebanyakan ya ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun