Mohon tunggu...
Anton Hermanto
Anton Hermanto Mohon Tunggu... -

Mencoba menjadi filosof!! Tetap bersemangat!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pencitraan atau Kesungguhan?

6 Januari 2013   15:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:26 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belakangan ini banyak dibicarakan tentang gaya kepemimpinan gubernur DKI Jakarta. Lalu ada yang membandingkan blusukan gaya Jokowi dengan turba model SBY. Siapa meniru siapa? Kiranya aktivitas blusukan atau turba bukan monopoli pemimpin tertentu. Tetapi, merupakan gaya kepempinan yang bebas di gunakan oleh siapapun tanpa memandang jabatanya.

Namun, saya tidak setuju kalau banyak yang membandingkan gaya kedua pemimpin tersebut. Mereka tentu punya gaya yang khas dalam memimpin. Jokowi dengan kesederhanaannya, dan SBY dengan sikap elegannnya. Lagipula, gaya mereka tidak bisa disamakan begitu saja, karena tugas mereka dangat berbeda dan dengan bobot yang berbeda. Kalau ada kecenderungan untuk membanding2kan, hal itu bukannya memerbaiki kinerja salah satu pemimpin, melainkan akan membuat kisruh suasana.

Untuk menilai "apakah ini sebuah pencitraan atau kesungguhan", mudah saja. Kita bisa melihat dari ke-konsisten-an pemimpin. Apabila blusukannya itu sebuah pencitraan diri atau untuk mencari muka, tentunya blusukan itu tidak akan bertahan lama. Ia akan bosan dengan cuaca panas, rasa lelah apa lagi berkumpul dengan orang-orang ndeso? Biasanya sebuah pencitraan itu dilakukan supaya dilihat orang. Diekspose kemana-mana agar semua orang tahu bahwa ia sedang blusukan. Bila itu sebuah kesungguhan, maka blusukan akan menjadi bagian dari hidupnya, pola kerjanya. Sehingga ia tidak jemu-jemunya untuk turun menyapa orang-orang ndeso. Ia tidak malu untuk berjemur dan mengambil tindakan benar. Blusukan dilakukan bukan untuk menyenangkan orang, tetapi lebih dalam lagi untuk mengetahui keadaan rakyat yang sebenarnya.

Jadi, untuk menilai gaya pemimpin kita, lihat saja apakah ia konsisten dengan cara yang ia pilih? Jika tidak, bisa jadi apa yang ia lakukan, hanya sebuah pencitraan diri, karena kalah pamor dengan rekannya. Tetap Bersemangat!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun