Sebuah pulau yang jauh dari kehidupan kota disertai dengan lingkungan pesisir pantai dan derai ombak yang indah, dimana tempat aku dilahirkan saat pertama aku melihat dunia.
Aku adalah seorang anak yang ditinggal otang tua semenjak berumur 2 tahun, saat itu yang merawat dan memberi ku kasih sayang dalah nenek tercinta. Dia yang memberi ku arti hidup hingga aku dewasa, ketika saat tiba waktunya aku untuk pergi demi pendidikan ku luar pulau ku tercinta.
Ditingkahi hujan gerimis yang tak kunjung bosan menciumi rerumputan itu, suara melengking wali band benar - benar kian menyempurnakan bayangannya berkelindan diufuk hatiku. tak terasa nelum juga tuntas wali band mengakhiri " NENEK Q PAHLAWAN Q " itu, mataku beranak air hangat. kuseka beberapa kali, mengusir isak berusaha mencampakkan bayangannya, senyumnya, kata - katanya, rayuannya saat ingin membuat ku tersenyum.
Aku terpangu diambang pintu rumah q, anatar maju melangkah dan pergi walau aku harus tetap pergi karena alasan kuliah dikota, tapi tak urung kepala ku kembali tertoleh pada tubuhnya yang bola matana menatapi ku penuh dengan cinta dan sayang seorang nenek, hanya terserak derak tangisku yang sungguh menyayat jiwa. ya tuhan, dia sungguh adalah manusia sebagaimana aku punya tubuh, perasaan, kalut, sedih, persis aku yang juga merasakan semua itu. Dia sungguh adalah manusia sempurna, yang kini terpuruk dengan sangat, laksana tak ada lagi guna kehidupan ini. inikah rasanya kasihsayang seorang nenek..?
Akhirnya akupun pergi meninggalkannya tersuruk sendiri didepan pintu yang menyimpan jutaan saksi perpisahan, lambayan tanganku saat meniggalkan rumah itu. aku sempat melihat dengan ekor mataku dia penuh dengan kesedihan, tetesan air matanya yang kian jatuh. aku sempat masih sempat berdoa dalam hati " SEMOGA ENGKAU SELALU BAHAGIA WALAU AKU JAUH DARI MATAMU NEK "
Hari demi hari dengan keadaan yang tak biasa, yang sungguh membuatku tersiksa, semua orang tercinta yang selalu ada di sekelilingku seolah kehilangan makna dan rasa keberadaannya. aku selalu berdoa semoga nenek ku selalu diberikan kesehatan hingga aku bisa memberikan senyuman kembali bersamanya.
Kuliah sudah ku jalani hari pertama, aku masih teringat bayangnya mungkin karena dialah yang selalu ada disisiku, memberi perhaian, merawat ku hingga aku dewasa sampai sekarang.
Demikian ertikel ini, semoga bermanfaat bagi pembaca yang budiman...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H