Mohon tunggu...
Herman Ramadzan
Herman Ramadzan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Learning by Doing

Selanjutnya

Tutup

Bola

Pupusnya Harapan Fans Inggris dalam Semboyan "It's Coming Home"

25 Juli 2021   09:59 Diperbarui: 25 Juli 2021   10:03 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timnas Inggris baru saja mengalami nasib sial usai tersungkur dalam laga Final Euro 2020 melawan Italia. The three lions kandas melalui drama adu penalti dimana 3 eksekutornya gagal menaklukan Gianluigi Donnarumma, kiper Italia. Hal ini pun ramai menjadi candaan hingga ledekan dari berbagai kalangan, karena jauh-jauh hari supporter mereka berkoar dengan Slogan "it's Coming home," hingga pada kekalahan kemarin diplesetkan menjadi "it's coming to Rome."

Sebelum laga final Euro 2020, timnas Inggris menjalani turnamen dengan statistik tidak pernah kebobolan sebiji gol pun. Menjadi pemuncak klasemen Grup D berkat kemenangan 1-0 atas Kroasia, imbang 0-0 melawan Skotlandia, dan menang 1-0 atas Republik Ceko. Di saat yang sama, timnas Negeri Ratu Elizabeth ini juga mendapat kritikan bertubi-tubi atas minimnya produktivitas gol dari Harry Kane dan kawan-kawan.

Optimisme suporter mulai terlecut setelah babak 16 besar waktu Inggris berhasil menenggelamkan Jerman di Stadion Wembley. Skuad asuhan Gareth Southgate menang dengan skor 2-0 berkat Gol Raheem Sterling dan Harry Kane. Gegap gempita fans Inggris mulai bergelora dengan menggaungkan frasa "It's coming home."  Kalimat itu tak hanya nyaring di Stadion, tapi juga di media sosial yang selalu hangat diperbincangkan terlebih pada hari mereka akan bertanding.

Inggris yang melaju ke perempat final semakin yakin karena akan meladeni Ukraina. Lagi-lagi, dengungan Football is coming Home memompa fanatisme fans Inggris. Dan terbukti, The Three Lions berhasil menang dengan skor margin 4-0, yang mengantarkan mereka ke Semifinal dan berhadapan dengan Denmark. Dukungan dari hooligans timnas inggris pun semakin menjadi-jadi dan yakin bahwa prestasi dapat direngkuh ke tanah Britania. It's coming home semakin nyaring karena Inggris berhasil mengalahkan Denmark, sehingga melaju ke Final.

Bagi penggemar baru sepak bola, tentu akan bertanya-tanya, apa makna semboyan It's Coming home yang kerap digaungkan Suporter timnas Ingrris saat mereka mengikuti gelaran akbar sepak bola Internasional.

Dikutip dari Pandit Football, istilah "Football's coming home" berasal dari refrain lagu berjudul "Three lions" yang diciptakan oleh grup music The Lighting seeds asal Liverpool dan berkolaborasi dengan presenter acara Fantasy Football League, David baddiel dan Frank Skinner. Lagu ini dirilis pada 1996 sebagai lagu resmi Piala Eropa di Inggris pada tahun itu juga.

Maksud dari 'coming home' katika lagu ini dibuat yakni klaim bahwa Inggris dianggap sebagai tempat asal sepakbola modern karena rumusan awal permainan ini dilahirkan di Britania pada abad 19, meski hal ini masih bisa diperdebatkan. Kini semboyan "sepak bola Kembali pulang" bermakna kembalinya trofi piala dunia ke pangkuan timnas Inggris, seperti yang diketahui bahwa Inggris terakhir juara piala Dunia pada 1966.

Meskipun sekilas terdengar seperti optimisme atas kesuksesan Inggris, lagu ini pada kenyataannya berkisah tentang Inggris yang selalu menjadi pesakitan karena gagal disetiap turnamen yang mereka ikuti sejak juara Piala Dunia 1966. Lagu ini juga menggambarkan kesetiaan pendukung Inggris yang tak pernah berhenti bermimpi untuk memboyong gelar, walaupun kekecewaan terus mereka rasakan.

Kegagalan Inggris merengkuh Trofi Euro yang sudah didepan mata ini seakan mengulangi kegagalan mereka pada perhelatan Piala Dunia 2018 Rusia, saat itu tiga singa telah mencapai babak semifinal namun harus takluk di tangan Kroasia. Rentetan  kegagalan ini seperti dejavu bagi fans Inggris, yang sempat menaruh harapan besar kepada generasi emas Inggris namun pada akhirnya hanya meraih kegagalan.

Bayu Hermansyah, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun