PELATIHAN PEMBUATAN DAN PEMANFAATAN ECO-ENZYME DARI SAMPAH ORGANIK (BUAH DAN SAYURAN) Â DI RW. 12 KELURAHAN DURI KOSAMBI CENGKARENG JAKARTA BARAT Tahun 2022
Tim Abdimas: Ketua: apt. Hermanus Ehe Hurit, M.Farm; Inherni Marti Abna, S.Si.,M.Si; Dr. Apt. Ratih Dyah Pertiwi, M.Farm; Alvianto Gautama; Winda Amelia Sari; 2. Dimas Inggar Pramudya; Alno Kaldicson; Miftahul HassanahÂ
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS LMU-ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL TAHUN 2022
Analisa Situasi
 Masalah sampah belum terselesaikan secara tuntas sampai saat ini, terutama di kota-kota besar termasuk di DKI Jakarta.  Meskipun berbagai upaya telah dilakukan baik oleh pihak pemerintah maupun relawan swasta untuk mereduksi sampai tersebut. Sampah yang dihasilkan dari rumah tangga umumnya dikategorikan mejadi 2 macam, yaitu sampah organik dan nonorganik. Masyarakat yang sadar dan turut berpartisipasi dalam mengelola sampah merupakan salah satu ciri untuk mewujudkan indikator smart people. Kenyataannya masih banyak sampah yang bertebaran dimana-mana atau tingginya jumlah sampah yang diproduksi ibukota menandakan bahwa masih banyak perilaku masyarakat Jakarta yang harus diperbaiki untuk mencapai hal tersebut. Walaupun begitu, dapat dimulai perubahan dari hal-hal kecil, seperti melakukan pemilahan antara sampah organik dan non-organik yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari. (https://smartcity.jakarta.go.id/blog.2018).
Hal demikian juga terjadi di Kampung Kresek Kelurahan duri kosambi, RW. 12. Hasil observasi awal yag dilakukan oleh tim abdimas Program studi Farmasi Universitas Esa Unggul didapatkan bahwa sampah dari rumah tangga dibuang pada tempat sampah, tanpa memilah terlebih dahulu antara sampah organik dan non organik. Hal ini menimbulkan bau yang tidak sedap dihirup, jika tidak diambil dalam beberapa hari oleh petugas kebersihan.. Diperolah juga bahwa masyarakat setempat belum mengetahui secara mendalami kegunaan sampah organik jika sudah diolah dan menghasilkaan eco-enzyme yang bermanfaat untuk kebutuhan rumah tangga atau sebagai pupuk bahkan sebagai antiseptik. Selain itu eco-enzyme juga akan memperbaiki kulaitas udara, tanah dan air.
Dari hasil observasi ini kemudian tim Abdimas melakukan pendekatan kepada ketua RW. 012 sebagai Mitra untuk membantu mengurangi masalah sampah di RW. 12 dengan melakukan edukasi pemilahan sampah dan memanfaatkan sampah organik dari rumah tangga tersebut untuk diolah menjadi eco-enzyme yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari dan sebagai antiseptik yang aman dan ramah lingkungan. Sehingga secara tidak langsung mengurangi produksi sampah yang tentunya sangat mendukung pemerintah untuk mereduksi sampah, khususnya sampah organik. Rencana ini disambut baik oleh Mitra setempat, dengan dikeluarkannya surat kesediaan Mitra untuk mengikuti pelatihan pembuatan eco-enzyme dari limbah sampah organik dan pemanfaatanya dalam kehidupan sehari-hari oleh tim Abdimas Abdimas Farmasi Universitas Esa Unggul.