Hakikat taubat, pertaubatan, memang adalah penyesalan. Tapi, secara lebih terperinci, sering dikatakan adanya syarat-syarat taubat, yaitu, misalnya; pertama, menyesal, kedua, memohon ampun, ketiga, bertekad untuk tidak mengulangi kembali dosa tersebut, dan keempat, jika ini terkait manusia, mohon maaf kepada orang yang kepadanya kita berdosa, dan mengembalikan hak-haknya, jika masih memungkinkan.Â
[+]Â "Mulailah, terutama, dengan memohon pengampunan kedua orang tuamu, Muridku," demikian, suatu ketika Guru saya menasehati saya.
Dan ini memang keanehan dari dosa. Kita pada umumnya, justru paling banyak berdosa kepada orang-orang terdekat kita. Orang yang justru kita cintai, kita kasihi. Dan tidak, atau sangat jarang, kepada orang-orang yang tidak kita kenal, orang asing, atau orang yang dengannya kita tidak terlalu dekat dan akrab.
Dan dari semua orang terdekat kita ini, teman dan sahabat, saudara kandung, anak dan istri; maka yang justru paling sering kita musuhi, paling sering kita kecewakan, paling sering kita ingkari, kita bohongi, yang oleh karenanya kita paling berdosa kepadanya, justru adalah ibu-bapak kita sendiri. Dan ini sering terjadi, khususnya, pada kebanyakan kita yang tumbuh di masyarakat modern ini.
Maka, tidak bisa tidak; memang ini adalah pertobatan pertama-tama, dan yang paling utama, yang harus kita lakukan. Tundukkan kepalamu, Kawan, ciumlah tangan kedua beliau, bahkan, ciumlah kaki ibumu. Janganlah hendaknya ada berat hati, keengganan, dalam hal ini, atau engkau tidak akan melangkah setapak pun dalam perjalanan spiritualmu.
[+] "Dan, tutuplah dosa-dosamu, selain dengan Istighfar, memohon ampun kepada-Nya, dan kepada beliau kedua orang tuamu itu; tutuplah juga dengan memperbanyak berbuat kebajikan kepada kedua orang tuamu, dan juga kepada siapapun, dengan cara apapun, untuk kedua orang tuamu," Guru saya menambahkan.
Dan, demikian jugalah untuk dosa-dosa yang lain, kepada anak-istri, kepada saudara, kepada teman dan sahabat. Seorang yang sudah bermaksud menempuh perjalanan spiritual, harus membersihkan hatinya dari semua kotoran ini, dan dari semua beban ini. Taubat, adalah kewajiban, tidak bisa tidak.Â
Dan perlu segera, tidak menunda-nunda. Memperbanyak juga ibadah-ibadah sunnat, seperti shalat, dzikir, dan lain-lain. Dan mungkin juga sedekah. Bahkan juga kerja-kerja sosial kemanusiaan apa pun, dengan niat taqarrub ilallah, semoga Allah jadikan penutup dosa-dosa kita. Dan terhadap semua musibah yang mungkin kita tanggung, karena dosa-dosa kita itu; bersabarlah.
Karena, kesabaran kita dalam musibah itu, Insya Allah, akan menjadi kaffarah, tebusan, juga atas dosa-dosa kita. Aamiinnn, Allahumma Aamiinnn.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H