Seorang Kyai, guru saya, di masa lalu, pernah mengatakan: Jika engkau menghendaki kehidupan dunia, dan bekerja keras untuk itu, maka tidak pelak lagi, dunia akan dimudahkan dan disegerakan bagimu, akan tetapi, mungkin, yang tersisa bagimu kelak hanyalah api neraka yang menyiksa, dan engkau akan memasukinya, dengan tercela dan terhina. Dan jika engkau menghendaki kehidupan akhirat, dan engkau berusaha untuknya dengan sungguh-sungguh, dan engkau beriman, maka, usaha-usahamu tentu tidak akan disia-siakan. Â Dan sungguh, kehidupan akhirat jauh lebih baik dari kehidupan dunia.Â
Sebuah pesan yang sederhana, dan jelas benar; tentang arti penting kehidupan akhirat, dibandingkan dengan kehidupan dunia. Dan cukuplah bagi kita fakta "betapa hanya sangat singkat kehidupan dunia, bahkan boleh dikatakan hanya sekilas saja", sebagai bukti akan "less" pentingnya kehidupan dunia ini.
Tapi, setelah mengetahui kebenaran sederhana ini, kita memang masih perlu memikirkan bagaimana caranya, the how. Meninggalkan godaan kehidupan duniawi saja sudah satu perkara yang tidak mudah; tapi, pun katakanlah, hal ini sudah dapat kita atasi, masih ada perkara yang kedua, bagaimana kita bisa dapat konsisten ber-khidmat untuk kehidupan akhirat itu.
[-] "Guru, bagaimana aku dapat meninggalkan kehidupan dunia, sedangkan ada kebutuhan keluarga yang harus aku tunaikan,"Â seorang pengusaha, sangat sukses, mengeluh.
[+] "Katakan 'Cukup', dan engkau akan bebas," Kyai itu menjawab lugas.
Yah, setelah mengetahui batas-batas kita yang masuk akal, hasil evaluasi diri yang jujur, selanjutnya kita hanya perlu tegas dan berani untuk mengatakan "Cukup, Enough".Â
Apakah cukup dalam jumlah kepemilikan harta, cukup dalam tinggi-rendah level karir yang ingin kita jalani, cukup dalam luas-sempit pergaulan yang kita ingin melibatkan diri, dalam jenis-jenis hobby untuk kita bersenang-senang, cukup dalam kepuasan-kepuasan badani-inderawi yang ingin kita nikmati, dan seterusnya dan seterusnya.
Dengan ketegasan dan keberanian untuk mengatakan "Cukup, Enough" pada diri sendiri ini, nafs kita akan jelas dengan apa-apa yang kita kehendaki, tidak ada keraguan dan kerancuan dengan batas-batasnya, dan akan lebih mudah baginya untuk patuh. Dan untuk selanjutnya, perahu kehidupan kita akan ringan, dan kita akan terbebaskan. Insya Allah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H