Mohon tunggu...
Herman Hidayat
Herman Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Peminat Kajian-Kajian Filsafat dan Spiritualitas. Penikmat Musik Blues dan Jazz. Menyukai Yoga dan Tai Chi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Katakan "Cukup" dan Perahu Kehidupanmu akan Ringan

6 September 2022   09:59 Diperbarui: 15 November 2022   11:00 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang Kyai, guru saya, di masa lalu, pernah mengatakan: Jika engkau menghendaki kehidupan dunia, dan bekerja keras untuk itu, maka tidak pelak lagi, dunia akan dimudahkan dan disegerakan bagimu, akan tetapi, mungkin, yang tersisa bagimu kelak hanyalah api neraka yang menyiksa, dan engkau akan memasukinya, dengan tercela dan terhina. Dan jika engkau menghendaki kehidupan akhirat, dan engkau berusaha untuknya dengan sungguh-sungguh, dan engkau beriman, maka, usaha-usahamu tentu tidak akan disia-siakan.  Dan sungguh, kehidupan akhirat jauh lebih baik dari kehidupan dunia. 

Sebuah pesan yang sederhana, dan jelas benar; tentang arti penting kehidupan akhirat, dibandingkan dengan kehidupan dunia. Dan cukuplah bagi kita fakta "betapa hanya sangat singkat kehidupan dunia, bahkan boleh dikatakan hanya sekilas saja", sebagai bukti akan "less" pentingnya kehidupan dunia ini.

Tapi, setelah mengetahui kebenaran sederhana ini, kita memang masih perlu memikirkan bagaimana caranya, the how. Meninggalkan godaan kehidupan duniawi saja sudah satu perkara yang tidak mudah; tapi, pun katakanlah, hal ini sudah dapat kita atasi, masih ada perkara yang kedua, bagaimana kita bisa dapat konsisten ber-khidmat untuk kehidupan akhirat itu.

[-] "Guru, bagaimana aku dapat meninggalkan kehidupan dunia, sedangkan ada kebutuhan keluarga yang harus aku tunaikan," seorang pengusaha, sangat sukses, mengeluh.

[+] "Katakan 'Cukup', dan engkau akan bebas," Kyai itu menjawab lugas.

Yah, setelah mengetahui batas-batas kita yang masuk akal, hasil evaluasi diri yang jujur, selanjutnya kita hanya perlu tegas dan berani untuk mengatakan "Cukup, Enough". 

Apakah cukup dalam jumlah kepemilikan harta, cukup dalam tinggi-rendah level karir yang ingin kita jalani, cukup dalam luas-sempit pergaulan yang kita ingin melibatkan diri, dalam jenis-jenis hobby untuk kita bersenang-senang, cukup dalam kepuasan-kepuasan badani-inderawi yang ingin kita nikmati, dan seterusnya dan seterusnya.

Dengan ketegasan dan keberanian untuk mengatakan "Cukup, Enough" pada diri sendiri ini, nafs kita akan jelas dengan apa-apa yang kita kehendaki, tidak ada keraguan dan kerancuan dengan batas-batasnya, dan akan lebih mudah baginya untuk patuh. Dan untuk selanjutnya, perahu kehidupan kita akan ringan, dan kita akan terbebaskan. Insya Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun