Mohon tunggu...
Herman Efriyanto Tanouf
Herman Efriyanto Tanouf Mohon Tunggu... Penulis - Menulis puisi, esai, artikel lepas

Founder dan Koordinator Komunitas LEKO Kupang

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senggama

6 September 2020   00:17 Diperbarui: 6 September 2020   00:22 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Pixabay/ Mysticartdesign

Kau dan aku, ada jarak. Bukan
oleh sebab benci atau tak ada lagi
itu cinta. Aku hanya ingin pergi sesaat
mencumbui tanah, pohon, batu
dan mata air. Kau tahu, mencintaimu
itu seperti hembus napas, usai saat mati.
Kalau Uisneno atau Jiabu beri izin
surga atau neraka jadi pilihan
cinta tak mati.

Ibu di rumah titip sirih, pinang
dan kapur mamah di saku baju. Ayah
di kebun titip tembakau, daun lontar
dan batu api di saku celana. Ibu dan ayah
pesan agar senggama antara aku
tanah, pohon, batu, dan mata air
sesaat tanpamu. Mamah amatlah merah
kepul tebal pecah di bibir
aueee.

Setelah segala jelajah usai
aku pulang. Bukan kepada ibu dan ayah
tapi ke dalam pelukanmu, cinta
dan senggama kita. Tak ada lagi
jarak. Kau dan aku tak hanya
dekat tapi menyatu. Bersama
tanah, pohon, batu, mata air
dan anak-anak kita
tiada air mata.

***
Ekafalo-Insaka, Maret 2020
Herman Ef Tanouf

Uisneno: kata dalam Bahasa Dawan Timor yang berarti "Yang Transenden, Yang Tertinggi, Tuhan Langit, Tuhan".
Jiabu: "Iblis atau setan"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun