Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur jadi salah satu destinasi wisata Super Premium. Mungkin ini alasan, kenapa para pemimpin kami bilang wisata di NTT itu hanya untuk orang-orang kayaaa. Kalau orang miskin, ya wisatanya mangkali ke kali kali, ke padang padang yang nanti juga tumbuh megah gedung gedung. Wisatawan yang kayaaa itu datang, menikmati pesona Labuan Bajo, sedangkan kami namkak (tenganga) melihat orang-orang kayaaa.
Kami akan sangat bersyukur, kalau destinasi wisata yang Super Premium itu meningkatkan devisa ataupun pendapatan daerah. Dan lebih bersyukur lagi kalau turut meningkatkan taraf hidup masyarakat kecil dan orang miskin. Tapi kami akan sedih kalau itu semua hanya menambah dan mempertebal isi dompet para oligark - kapitalis, para koruptor dan calon-calon koruptor.
Kami akhirnya memilih merantau ke luar negeri, yang juga menambah devisa bagi ini negara. Tapi tiap tahun, daerah yang telah mendapat label wisata Super Premium ini, mendapat kiriman - ratusan peti jenazah pekerja migran.
Doa kami, semoga kesedihan semacam itu tidak ada lagi. Dan label Super Premium diimbangi dengan hilangnya 'budaya' terima peti jenazah!
Cukuplah kami berduka atas 339 PMI asal NTT yang meninggal di luar negeri.
Tahun 2017, sebanyak 105 orang
Tahun 2018, sebanyak 115 orang
Tahun 2019, sebanyak 119 orang
HET, 20 Januari 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H