Hau Meni, demikian orang Timor menamai pohon cendana. Dalam kata Bahasa Dawan, Hau artinya pohon atau kayu, sedangkan meni artinya wangi atau harum. Pohon/ kayu yang menyebar wangi merujuk pada pohon cendana itu sendiri.
***
Umumnya, pohon cendana tumbuh di wilayah-wilayah beriklim tropis pada ketinggian 1.200 -- 1.500 meter dpl. Di Indonesia, Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah salah satu wilayah penghasil pohon cendana, khususnya Pulau Timor, Sumba, Flores, Rote, Alor  dan beberapa daerah lainnya.
Kondisi geografis NTT memang sangat cocok bagi tumbuh kembangnya pohon cendana. Konon, cendana menjadi salah satu primadona di wilayah ini. Iya, konon.
Di NTT, nama cendana dipakai pada salah satu Perguruan Tinggi Negeri yakni Universitas Nusa Cendana. Ada juga hotel yang menyematkan nama Cendana.
Selain itu, sejak masa Orde Baru hingga sekarang mendiang Presiden ke-2 RI, Soeharto dan familinya dikenal dengan julukan keluarga cendana. Yah, julukan cendana pada masa itu merupakan salah satu simbol kejayaan dan kekayaan, tidak sebatas nama jalan.
Namun, jauh sebelum itu 500 tahun lalu bangsa Cina telah menguasai jalur perdagangan di wilayah Timor khususnya di Atapupu (sekarang wilayah perbatasan RI-Timor Leste) dengan memburu rempah-rempah termasuk kayu cendana. Bangsa Cina bahkan bertahan di jalur perdagangan tersebut hingga akhir abad ke-19. Â Wah, cendana sungguh menjadi rebutan itu bangsa-bangsat yah, hmmm.
Hal ini kemudian dikaitkan dengan mitos orang Sabu Raijua tentang asal-usul Gajah Mada. Ada kedekatan antara orang Sabu Raijua dan Gajah Mada baik dari segi perawakan, nama, ritus maupun beberapa peninggalan sejarah berupa baju perang dan tombak.
Pohon cendana dalam kapasitasnya sebagai bahan komoditas sangat potensial. Hal inilah yang menjadikan kayu cendana sangat mahal harganya, diperkirakan mencapai 225 Juta/m.
Maka tidak mengherankan jika kemudian pemerintah sejak masa Kolonial mengambil alih kepemilikan (85%) atas pohon cendana. Pengambilalihan ini menjadi salah satu faktor penyebab maraknya eksploitasi oleh kebanyakan masyarakat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!