Pernah sekali di Kuan Heum
ada lelaki hitam manis, tiada senyum
dirundung musim-musim sepi
adanya lebih megah dari kering bibir
tanpa 153 atau joker, yang menjadikan
kepul melingkar-lingkar.
Hingga suatu ketika Sonbiko di puncak Funsuni
memanggil-manggil dalam kicau
lewati segala lembah dan puncak di Kefamenanu
lalu bergema di hati lelaki dengan tipis kumis
dan senyum diumbarnya dimana-mana.
Kau tahu, diusirnya musim sepi itu
dan dijamunya kicau Sonbiko
hingga kemarin dan esok, mungkin
hanya ada bahagia di kaki Funsuni.
:itu cinta.
________
Insaka, 10-10-2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H