Mohon tunggu...
Hermansyah Daulay
Hermansyah Daulay Mohon Tunggu... -

dekap erat mimpi-mimpi, semoga terwujud

Selanjutnya

Tutup

Money

Alfamart (Moderen) vs kedai Kelontong (Tradisional)

11 Oktober 2011   04:48 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:06 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Membaca beberapa tulisan di kompasiana yang menulis mengenai bagaimana alfamart (toko moderen), menjadikan kita beberlanja dengan nyaman, ada juga yang membahas berbelanja di alfamart (moderen) sebagai gaya hidup.Berbelanja di toko moderen kita akan memperoleh kenyaman dan kemudahan,  kemudian timbul yang kedua, berbelanja di toko moderen  memang memberi ngengsi yang lebih tinggi. Lalu bagaimana dengan nasib Toko Kelontong (tradisional) yang ada sekarang ini.

Kenyaman dan gaya hidup sesuatu yang tidak dimiliki oleh kedai tradisional, tidak pernah kita lihat toko tradisonal memiliki alat penyejuk ruangan, tidak pernah kita dapatkan di toko tradisional pelayan yang cantik dan beseragam rapih. Mungkin juga kita harus sedikit tawar menawar dengan pemilik warung, apakah dengan semua masalah diatas pasar/warung/toko tradisional kita biarkan mati tanpa pembeli ?

Pasar moderen melawan pasar tradisional ini adalah rivalitas seperti gajah lawan semut, sang gajah berdiri dengan perkasanya sedangkan sang semut berada seujung kuku sang gajah. Bisa juga kita melihat dari si pemilik modal besar melawan sipemilik modal kecil. sampai disini rasanya kita sudah dapat membayangkan siapakah yang akan menang dalam pertarungan ini. kemudian haruskah pasar tradional mati kalah bersaing dengan yang moderen.

Sudah semakin banyak toko Moderen seperti Alfamart, indomart dan banyak lagi yang lain, dan seiring dengan mengeliatnya pusaran ekonomi mungkin kedepannya akan lebih banyak lagi atau istilahnya menjamurnya toko toko moderen. Lalu bagaimanakah nasib toko/kedai tradisional kedepan ? saya berharap kedepannya ada keberpihakan terhadap para pemodal kecil ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun