[caption caption="Situation Room sebagai pusat komando terpadu dalam penanggulangan karlahut (sumber: internet)"][/caption]
Sudah berulang kali bencana kebakaran lahan dan hutan (Karlahut) terjadi di Indonesia. Belum hilang dari ingatan bagaimana dampak kebakaran lahan dan hutan pada 2015 lalu sampai membuat kualitas udara negara tetangga seperti Singapura menyentuh level ‘beracun’.
Tak mau bencana tersebut terulang, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa karlahut tidak boleh lagi terjadi di Indonesia, baik melalui pernyataan resmi kenegaraan maupun pernyataan informalnya melalui media sosial. Presiden juga mengindikasikan bahwa upaya pencegahan kebakaran ini adalah tanggung jawab bersama.
[caption caption="Cuitan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu terkait karlahut (https://twitter.com/jokowi)"]
Beberapa sektor swasta yang turut menjadi korban bencana kebakaran asap juga tak tinggal diam. Banyak upaya pencegahan telah sama-sama kita saksikan. Asia Pulp Paper Sinarmas (APP Sinarmas - Forestry) misalnya, sebagai perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) juga telah melakukan gebrakan dalam upaya penanggulangan kebakaran tahun ini. Mulai dari upaya sosialisasi masyarakat melalui pengembangan Desa Makmur Peduli Api (DMPA), peremajaan alat-alat pemadaman kebakaran, mempersiapkan Regu Pemadam Kebakaran (RPK) hingga yang paling terakhir, upaya yang dilakukan adalah pembangunan sebuat pusat komando dan pengendalian (Situation Room APP Sinarmas Forestry) yang berisi sistem informasi geospasial atau Geospatial Information System (GIS).
Geospatial Information System
Sujica, GM Fire Management APP Sinarmas, menjelaskan bahwa sistem informasi geospasial ini telah dikembangkan sendiri oleh pihak Sinar Mas. Sistem ini berfungsi untuk mendeteksi Real Fire atau api yang sesungguhnya. Dijelaskan oleh Sujica bahwa data panduan awal yang didapat dan diolah adalah data dari satelit BMKG. Data tersebut merupakan data hotspot yang belum sepenuhnya terverifikasi, apakah benar ada api di daerah itu. Maka tugas dari Situation Room ini adalah untuk memverifikasi data yang muncul dari hotspot ini. Data tersebut dianalisis dan diverifikasi, dengan pengecekan baik di udara melalui pesawat APP Sinarmas yang telah dilengkapi kamera thermal, maupun pengecekan di darat melalui pemantauan di menara pantau.
[caption caption="Direktur Sinarmas Forestry, Elim Sritaba (kiri) dan Sujica (GM Fire Management APP Sinarmas) tengah mengunjungi Situation Room APP Sinarmas Forestry (foto: istimewa)"]
Pesawat geothermal ini akan mengirim data real fire kepada tim di Situation Room. Sistem ini juga akan dikombinasikan dengan laporan di menara pantau untuk menganalisis besar/tidaknya sebuah kebakaran dan bagaimana potensinya secara otomatis dengan menyesuaikan dengan Fire Danger Rating System (sistem peringkat bahaya api). Dalam waktu kurang lebih 2 – 10 menit, sistem di pesawat geothermal akan mengirimkan data real fire yang akan tersedia di Situation Room Sinar Mas Forestry. Data ini menentukan kebutuhan tim dalam mengendalikan kebakaran hutan. Sujica juga menambahkan, dengan teknologi ini, proses penanggulangan kebakaran yang tadinya tidak menentu karena misinformasi dari satelit bisa dipastikan dengan lebih cepat dan efisien.
Di lapangan, Sujica menyatakan bahwa APP Sinar Mas Forestry dilengkapi Fire Tower lebih dari 80 buah. Pos Pantau juga berjumlah lebih dari 400. Sedangkan satu tim Regu Pemadam Kebakaran terdiri dari 5-6 orang, di mana jumlahnya akan disesuaikan dengan skala kebakaran yang terjadi.
[caption caption="Pesawat geothermal sebagai bagian intergral Geospatial Information System (GIS) (sumber: istimewa)"]