KEY PERFORMANCE INDICATOR DALAM PERSPEKTIF KARYAWAN
(BAGIAN I)
Setiap aktifitas dalam suatu organisasi, apakah itu organisasi bisnis, pendidikan, keterampilan, bahkan organisasi nirlaba sekalipun tentunya sangat menginginkan agar organisasinya mengalami perkembangan dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Untuk mencapai sasaran dan mengembangkan organisasi yang diharapkan tentunya tidaklah mudah, apalagi melihat kondisi dunia saat ini dimana dampak dari globalisasi membawa pengaruh pada tingginya rasa kecemasan dan kekhawatiran bagi setiap orang yang berujung pada tingginya tingkat kompetisi antar manusia maupun organisasi.
Seiring dengan kondisi saat ini, dimana dunia yang serba bergejolak (votality), tidak menentu (uncertain), komplek (complex) dan tidak adanya kepastian (ambigue), memaksa setiap individu dan organisasi untuk senantiasa berfikir bagaimana caranya agar dapat mengatasi kompetisi yang terjadi sehingga organisasi maupun individunya bisa mencapai tujuan yang diharapkan, bahkan bisa berkembang dan memenangi persaingan.
Salah satu cara untuk dapat mencapai sasaran yang diharapkan tentunya diperlukan evaluasi sebagai dasar atau pijakan dalam melakukan langkah-langkah selanjutnya.
Sistem evaluasi yang ada tentunya harus bisa mengukur sejauh mana kondisi saat ini, kekurangan dan kelebihan yang ada baik pada individu yang terlibat dalam organisasi, maupun organisasinya itu sendiri, dan bisa disajikan melalui data-data yang akurat dan kredibel, sehingga dapat menjadi landasan bagi para stakeholder dalam mengambil keputusan atau kebijakan saat ini maupun yang akan datang
Salah satu sistem evaluasi dan pengukuran kinerja para pemangku jabatan dalam suatu organisasi dan organisasinya itu sendiri adalah melalui sistem Key Performance Indicator (KPI). KPI bukanlah suatu penilaian, melainkan suatu ukuran yang menghasilkan suatu nilai sebagai barometer yang akan menunjukkan sejauh  mana individu maupun organisasi berada pada nilai kompetensinya. KPI dapat diibaratkan sebagai alat timbangan, yang seperti kita tahu untuk menimbang sesuatu benda tergantung pada jenis benda tersebut. Misalnya untuk menimbang buah, maka digunakan timbangan buah, untuk menimbang berat tubuh, maka digunakan timbangan badan, dan sebagaianya.
KPI merupakan suatu sistem pengukuran kinerja individu dalam organisasi maupun organisasinya itu sendiri yang bersifat objektif, terukur dan tervalidasi, karena didasari pada target, visi dan misi perusahaan. Â Dikatakan objektif karena indikator-indikator yang ditetapkan pada KPI didasari pada konsep SMART (Specific, Measurable, Achievable, Relevan, Timely). Specific menggambarkan sasaran / tujuan / target yang jelas dan ingin dicapai, apakah itu target individu setiap karyawan, departemen, atau perusahaan. Measurable sendiri menunjukan bahwa suatu indikator KPI harus dapat diukur melalui satuan ukuran, apakah itu jumlah, hari, prosentase dan sebagainya. Achievable menyatakan bahwa setiap indikator KPI dalam kondisi normal memungkinkan dapat dicapai, artinya target-target yang ditetapkan harus reasonable atau masuk akal untuk bisa dicapai. Sesuatu yang tidak masuk akal untuk dicapai tidak bisa diukur. Relevan menunjukan bahwa setiap indikator KPI, baik itu KPI individu maupun Departemen/ Divisi, harus memiliki hubungan dengan target perusahaan yang telah ditetapkan. Konsep terakhir Timely, maksudnya adalah bahwa KPI memiliki batasan waktu, baik itu periode penerapannya maupun batasan waktu terkait target-target indikatornya.
Dalam menyusun indikator-indikator KPI tentunya harus berlandaskan pada konsep Balance Score Card (BSC), yaitu suatu konsep untuk mengukur aktivitas operasional baik aspek keuangan maupun non-keuangan yang berimbang dalam skala yang lebih kecil sejalan dengan sasaran yang lebih besar (visi & misi) pada suatu perusahaan. Konsep BSC merupakan keseimbangan yang meliputi dimensi-dimensi Finance (Keuangan), Internal Process (Standar Operasional Prosedur Perusahaan), Customer Service (Pelayanan), dan Learn & Growth (Pembelajaran & Pengembangan).
Bersambung ke Bagian II