Penerapan efisiensi energi pada Rumah Tangga Masyarakat Berpendapatan Rendah (Rumah Tangga MBR) sangat penting karena jumlahnya yang besar. Rumah Tangga MBR seringkali padat energi, menghasilkan biaya energi yang lebih tinggi dan melanggengkan kemiskinan struktural, di mana sebagian besar pendapatan mereka digunakan untuk energi. Namun, ada beberapa hambatan signifikan untuk menerapkan efisiensi energi di Rumah Tangga MBR.
Kendala pertama adalah kurangnya kesadaran dan pendidikan tentang praktik hemat energi. Banyak Rumah Tangga MBR mungkin tidak mengetahui cara mempraktikkan efisiensi energi, atau mereka mungkin tidak memiliki sumber daya untuk menerapkannya. Untuk mengatasi hambatan ini, diperlukan upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan sektor swasta untuk memberikan pendidikan dan kampanye penyadaran kepada Rumah Tangga MBR.
Hambatan kedua adalah keterbatasan sumber keuangan Rumah Tangga MBR. Mereka tidak dapat berinvestasi dalam teknologi hemat energi, merenovasi rumah mereka menjadi hemat energi, atau membeli peralatan hemat energi. Untuk mengatasi tantangan ini, opsi pembiayaan harus dapat diakses oleh Rumah Tangga MBR, seperti subsidi dan pinjaman berbunga rendah.
Hambatan ketiga adalah kurangnya akses ke opsi pembiayaan, bahkan jika Rumah Tangga MBR dapat meningkatkan ke solusi hemat energi. Untuk mengatasi masalah ini, kemitraan publik-swasta harus dibentuk untuk menyediakan Rumah Tangga MBR dengan bantuan keuangan untuk menutupi biaya peningkatan efisiensi energi.
Hambatan keempat adalah kurangnya infrastruktur untuk peningkatan hemat energi. Rumah Tangga MBR mungkin tidak memiliki akses ke bahan isolasi, panel surya, atau teknologi hemat energi lainnya. Infrastruktur rumah mereka mungkin tidak dirancang untuk praktik penghematan energi. Oleh karena itu, perlu dikembangkan infrastruktur yang memungkinkan Rumah Tangga MBR menerapkan praktik hemat energi, seperti bahan insulasi dan panel surya.
Hambatan terakhir adalah peraturan dan kebijakan yang rumit terkait dengan efisiensi energi di Rumah Tangga MBR. Kebijakan ini mungkin sulit dipahami dan diterapkan, sehingga menyulitkan Rumah Tangga MBR untuk menerapkan praktik hemat energi. Oleh karena itu, kebijakan dan peraturan yang disederhanakan harus dikembangkan untuk memudahkan Rumah Tangga MBR mengakses solusi hemat energi.
Ringkasnya, hambatan efisiensi energi di Rumah Tangga MBR dapat diatasi melalui upaya kolaboratif antara pemerintah, LSM, dan sektor swasta. Penyediaan pendidikan, pembiayaan, infrastruktur, dan kebijakan yang disederhanakan akan memungkinkan Rumah Tangga MBR menerapkan praktik penghematan energi, yang pada akhirnya mengurangi biaya energi dan memutus siklus kemiskinan struktural.
Â
Salam Lestari
