Mohon tunggu...
Herman Sbastian
Herman Sbastian Mohon Tunggu... Arsitek - Arsitek

Hidup itu ya berguna bagi sesama manusia dan alam sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Beragama yang Harmonis dalam Masyarakat Multi Religi

10 Juni 2021   22:45 Diperbarui: 10 Juni 2021   23:05 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Adalah hal penting, untuk membangun dan mendorong sikap hidup beragama yang hermonis dalam kerangka kemanusiaan, untuk mewujudkan kesejahteraan sosial. 

Dalam kehidupan yang serba terbuka saat ini, khususnya Indonesia yang terdiri dari berbagai macam agama dan kepercayaan, dimana kecurigaan, ketegangan dan perbedaan akan menjadi sesuatu yang sering kita rasakan. Di sisi lain, tantangan seperti perselisihan agama atau bahkan konflik meningkat bahkan ketika tren pluralisme digaungkan dengan sangat luas sekalipun. 

Di beberapa negara dan wilayah, ketidakpercayaan agama tumbuh sebagai akibat dari tampilan pada fundamentalis pelaku agama seyogyanya, pemerintah, komunitas agama dan masyarakat yang relevan perlu memikul tanggung jawab dan mengadvokasi kerukunan umat beragama, menyelesaikan perselisihan agama dan konflik, mempromosikan harmoni sosial, dan menegakkan perdamaian dunia dalam kerangka keadilan dan kebenaran.

Kerukunan umat beragama adalah perkembangan yang harmonis dan bersama di dalam dan di antara agama individu maupun antara umat beragama dengan masyarakat yang lebih besar yang diwujudkan melalui peningkatan dialog yang dihasilkan dari saling pengertian dan empati dan berbagi tanggung jawab bersama atas perdamaian dan keadilan dengan prasyarat mengakui keragaman agama dan perbedaan. Dalam sebuah agama, penting untuk mendekati masalah iman dan doktrin dengan toleransi, dan meningkatkan koordinasi dan kerjasama antara berbagai denominasi. Wang Zuo'an, Religious Harmony: A Fresh Concept in the Age of Globalization. 2010.

Saat berbicara harmoni antar agama, kita harus menghormati dan mengakomodasi satu sama lain, meningkatkan empati melalui dialog dan membangun kepercayaan melalui kerjasama. Kita perlu memastikan bahwa kelompok agama dan pemerintah memenuhi kewajiban mereka masing-masing dan mempromosikan interaksi yang baik diantara mereka. Umat beragama harus beradaptasi dengan kemajuan dan perkembangan sosial dengan membuat penyesuaian diri, mematuhi hukum sekuler, menghormati kebiasaan publik dan berkontribusi pada pembangunan keadilan sosial bagi segenap warga negara. Beberapa usulan yang diajukan untuk Kerukunan beragama :

  • Menganjurkan gagasan "Harmony Without Uniformity." Semua elemen di bumi ini, kita jumpai tidak ada yang sama, namun semuanya dapat berkembang masing masing dalam keharmonian, kenapa manusia tidak?, Sebetulnya kallau dihayati, ini adalah inti dari kerukunan beragama. Sesama warga negara kita mencari kehidupan di bumi Nusantara ini, anda baik baik saja, saya juga baik dan kita semua baik baik saja, makanan yang tersedia di alam, ya kita makan sama sama. Juga tentunya tidak diwujudkan dengan keseragaman yang dipaksakan. Sebaliknya, itu dicapai pada dasar menghormati keragaman dan perbedaan budaya dan keyakinan.
  • Belajar untuk saling menghormati.  Agama di dunia, besar atau kecil, lama atau baru, tidak lebih baik atau lebih buruk dari satu sama lain. Rasisme dan egosentrisme budaya tidak tidak akan ada habisnya. Agama yang berbeda perlu belajar untuk saling menghormati. Seperti halnya manusia, ajaran agama juga harus bisa menunjukkan rasa hormat satu sama lain. Ketika Anda mengancam akan membakar kitab suci agama lain, hasilnya api kebencian dan konflik. Tanpa rasa hormat, dialog dan pertukaran akan sulit. Tanpa dialog dan pertukaran, tidak akan ada pemahaman atau kerjasama untuk dibicarakan. Kerukunan umat beragama dapat dipahami sebagai koeksistensi yang bersahabat antar pemeluk agama yang berbeda. Kehidupan beragama bukan sebuah lomba dengan tujuan menjadi pemenang di setiap balapan. Seseorang harus memaafkan orang lain bila memungkinkan, karena seseorang mengalah mundur memberi Anda jalan yang lebih luas ke depan. Dikatakan dalam Alkitab bahwa jika Anda diserang oleh seseorang di pipi kanan, mengalah adalah hal yang paling baik. Jika kita toleran sedemikian rupa, maka wajah agama lebih inklusif, akan lebih mudah bagi kita untuk hidup bersama.
  • Memikul tanggung jawab sosial bersama. Semua agama perlu bergandengan tangan, berbagi tanggung jawab, membela dan mengembangkan keadilan sosial bagi semua orang, nilai nilai moral maupun perdamaian dan kebebasan. Herulono Murtopo. SS Mhum. "Satu Iman Satu Pengharapan". Hal 184 Mer-C Publishing 2019.    Agama terkhusus penganutnya harus bisa membuktikan, bahwa nilai mereka tidak hanya melulu vertikal dengan Tuhan, namun juga secara horisontal dengan sesamanya. Saat ini terwujud maka akan kita rasakan bersama, "Harmoni yang memunculkan persatuan dan persatuan yang akan melahirkan kekuatan". Saat itulah kebahagiaan adalah sebuah keniscayaan dalam lingkungan kita.
  • Menentang setiap penggunaan agama untuk tujuan jahat. Selalu ada kelompok dan individu atau kita sebut oknum yang berusaha mengeksploitasi iman untuk tujuan gelap. Herulono Murtopo. SS Mhum. "Satu Iman Satu Pengharapan". Hal 179 Mer-C Publishing 2019.  Suatu kelompok dapat terlibat dalam kegiatan yang bertujuan menyabotase keamanan nasional dan integritas teritorial dengan dalih agama. Seorang individu dapat merusak hak orang lain dan stabilitas sosial di bawah panji agama. Semua perilaku ini tidak hanya mendiskreditkan iman tetapi juga merugikan kepentingan publik. Semua agama harus melindungi kemurnian iman dan mengembalikan wajah aslinya kepada tujuan dibuatnya ajaran agama.
  • Waspada terhadap ekstremisme agama. Semua agama mencari perdamaian, menentang kekerasan, memperjuangkan cinta universal dan mengkhotbahkan kebaikan. Namun, ketika orang-orang menjauh dari jalan yang benar, mereka mungkin menjadi rentan terhadap kefanatikan dan radikalisme dan akhirnya jatuh ke dalam jebakan ekstremisme. Penghasutan kebencian atau bahkan kegiatan teroris di bawah bendera agama. Jika sudah mengarah kepada tindak kriminal dan mengancap kesejahteraan sosial, maka pemerintah dengan peralatannya harus menyelesaikan dan menuntaskan dengan prosedur kriminal tentunya.

Tren menuju dunia multi-kutub dan globalisasi telah mengantarkan kita ke era desa global dimana kita hidup dalam saling ketergantungan dan dengan kepentingan yang saling berhubungan. Peradaban yang harmoni akan menghasilkan kesejahtaeraan bagi kemanusiaan, sebagai respons aktif terhadap tanggung jawab sosial sebagai kewajiban yang harus dipenuhi oleh semua warga negara dan wilayah, kelompok dan individu. 

Sehingga Keberagaman agama tidak perlu ditakuti justru disanalah letak keindahan dari sebuah karya seni Sang Pencipta Kehidupan. 

Konflik antar agama pun tak terhindarkan. Hanya saja kita perlu menanganinya dengan sikap yang benar dan dalam cara yang aktif. Mempromosikan hubungan antar agama yang baik dan menganut konsep "religius" harmoni".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun