Menulis merupakan sebuah proses kreatif menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulis untuk tujuan, misalnya memberi tahu, meyakinkan, atau menghibur. Hasil dari proses kreatif ini biasa disebut dengan istilah karangan atau tulisan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian yang berbeda.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil, kapur, dsb), anak-anak sedang belajar, melahirkan pikiran atau perasaan (spt mengarang, membuat surat)
Henry Guntur Tarigan (1986: 15), menjelaskan Pengertian Menulis sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Pertanyaan yang sering muncul adalah bagaimana cara memulainya, dan hal inilah yang dialami oleh setiap penulis pemula, lantas apa yang harus kita lakukan agar kita dapat menulis?
Berikut beberapa tips untuk dapat menulis :
- Untuk memperbanyak ide perbanyaklah membaca
- Siapkan buku kecil daftar ide
- Tuliskan setiap ide yang muncul
- Tuliskan ide tersebut tanpa harus melakukan editing pada saat anda menulis
- Lakukan editing dengan pada tahap berikutnya setelah semua ide tertuangkan dalam tulisan kita
- Publikasikan tulisan kita, hubungi penerbit
- Hubungi orang-orang yang kompeten untuk memberikan endorsement untuk memperkuat tulisan kita (Rahmat Affandy, Pengarang buku dan seorang guru sekolah dasar yang berprestasi disampaikan pada saat pelatihan Teaching Writing Champ 8-9 Desember 2012).
Langkah mudah ini telah dipraktekkan oleh para penulis seperti pak Ukim Komaruddin, Rahmat Affandy, Dedi Dwitagama, Agus Sampurna, Wijaya Kusumah.
Motivasi yang tidak kalah menariknya adalah yang disampaikan Satria Darma penulis sekaligus Ketua IGI Pusat yang menyatakan bahwa saat ini kita harus membangkitkan budaya baca, dan ini merupakan perintah Allah, mengapa kita tidak menjalankan perintah ini bukankah dalam Al Quran sudah diperintahkan sebanyak 89 kali untuk perintah membaca dan 303 kali untuk menulis. Dan konsep inilah yang banyak dikembangkan oleh pemikir barat (Disampaikan pada pelatiahan Teaching Writing Champ 8-9 Desember 2012, UNJ)
Dengan sering kita mendengarkan motivasi yang diberikan oleh motivator yang dapat dilakukan dalam bentuk mengikuti pelatihan menulis seperti diadakan teaching writing camp atau jenis pelatihan lain maka akan terbentuk budaya baca dan menulis dari diri kita terutama guru yang berkutak dengan penyampaian konsep untuk masa depan anak bangsa. Mudahan-mudahan inspirasi ini dapat menggugah hati terutama diri saya yang akan berusaha mencoba menulis, good lucky guru menulis masa depan.
Referensi:
Buku “Penuntun Perkuliahan Bahasa Indonesia” Karangan Daeng Nurjamal, S.Pd dan Warta Sumirat, M.Pd halaman 68.
http://wawan-junaidi.blogspot.com/2011/11/pengertian-menulis.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H