Mohon tunggu...
Herlons Papilaya
Herlons Papilaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Herlons Papilaya adalah mahasiswa yang mempunyai minat dan bakat luar biasa dalam bidang editing, baik itu video maupun foto. Ia sangat antusias dalam mengeksplorasi berbagai perangkat lunak dan aplikasi editing, seperti Adobe Premiere Pro, Final Cut Pro, dan Photoshop.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

PMM Mengubah Cara Pandang Dunia Humas

24 Juni 2024   00:00 Diperbarui: 24 Juni 2024   00:56 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM). Program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) yang merupakan platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk pendidik dalam mewujudkan Pelajar Pancasila yang memiliki fitur Belajar, Mengajar, dan Berkarya. PMM menawarkan kesempatan bagi mahasiswa seperti aku untuk belajar di luar kampus asalku menuju kampus tujuan di Jakarta, untuk mendapatkan pengalaman hidup yang lebih berkesan.

Meskipun awalnya ragu dan tidak memiliki ekspektasi akan lolos atau tidak, aku pun memutuskan untuk mengambil kesempatan. Dan setelah melalu banyak proses pendaftaran, persetujuan kampusku Universitas Kristen Indonesia Maluku untuk memenuhi persyaratan, aku lolos mengikuti program pertukaran mahasiswa selama satu semester di Universitas Kristen Indonesia Jakarta.

Hari-hari pun berlalu sampai aku tiba di bandara Soekarno-Hatta dengan koper di tangan dan hati yang penuh semangat. PMM telah membawaku dari kota kecil di Ambon ke ibu kota, Jakarta. Ini adalah kesempatan langka yang tak ingin kusia-siakan.

Setibanya di Jakarta, aku langsung merasakan getaran kota besar yang penuh dengan suara kendaraan. Gedung-gedung tinggi menjulang, jalanan sibuk, dan orang-orang yang bergerak cepat memberikan suasana yang sangat berbeda dari kampung halamanku. Aku juga bertemu banyak teman-teman baru. Ada sesuatu yang memikat dari ritme kota ini, sesuatu yang membuatku ingin mengeksplorasi lebih dalam.

Mata kuliah Penulisan Kreatif Humas adalah salah satu yang paling kutunggu. Dosen yang mengajar adalah seseorang yang  expert di dunia Kehumasan yaitu Kak Marshelia Gloria Narida, S.S., M.A. Pada pertemuan pertama, beliau memulai dengan sebuah pertanyaan sederhana namun menarik, “Bagaimana seorang Humas itu tidak hanya menulis tetapi kreatif dalam menulis?”

Kami diajari bahwa menulis untuk Humas tidak hanya sebatas menyampaikan informasi, tetapi juga tentang menyentuh emosi, manjaga reputasi dan membangun hubungan dengan audiens. Setiap pertemuan selalu penuh kelas juga penuh dengan diskusi seru dan latihan menulis yang menantang kreativitas kami. Salah satu tugas favoritku adalah tentang pengelolaan media sosial dan ketika kami diminta untuk membuat press release krisis komunikasi dengan topik yang di berikan Kak Marshel.

Satu press release yang kutulis bercerita tentang sebuah perusahaan besar yang melakukan kerjasama dengan perusahan besar lainnya. Aku menempatkan diriku sebagai Humas perusahaan, berusaha mengendalikan situasi dan melakukan klarifikasi ke publik. Dalam cerita itu, aku menyoroti pentingnya strategi komunikasi yang cerdas. Ketika aku berproses dengan semua cerita ini aku selalu di ingatkan dengan kata Kak Marshel, “Bahwa Humas bukan hanya soal citra, tapi juga tentang kepercayaan.” Kata Kak Marshel itu menjadi bahan patokanku dalam menulis press release, menjadikanku pribadi yang selangkah lebih baju dalam berpikir.

Selain mata kuliah, pengalaman di Jakarta juga memberikanku banyak pelajaran berharga. Aku mengunjungi berbagai tempat, dari museum, galeri seni, hingga menghadiri diskusi publik dan seminar. Contohnya, seminar Kak Marshel dengan praktisi mengajar yang juga akan mengajar di kelasku.

Setiap sudut kota ini penuh dengan inspirasi dan kisah-kisah menarik yang layak untuk diceritakan. Aku mulai melihat dunia dari perspektif yang lebih luas dan lebih kaya.

Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika aku pergi ke exhibition di mall Astha District 8, Jakarta Selatan. Di sana, aku menemukan banyak karya seniman yang indah juga musisi band MAD dan sejarah proses perjalanan mereka sampai di titik sekarang.

Dari mereka, aku belajar bahwa setiap karya seni adalah sebuah cerita yang ingin disampaikan, sama seperti dalam Penulisan Kreatif Humas. Ini memberiku ide baru untuk menyisipkan elemen seni dalam strategi komunikasi, menjadikannya lebih hidup dan menarik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun