Mohon tunggu...
Deni Herliyantono
Deni Herliyantono Mohon Tunggu... -

Aku hanyalah sebuah cerita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Peracik Kata 2

21 Desember 2018   14:02 Diperbarui: 21 Desember 2018   14:31 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kulihat tanganmu menari, terus menuliskan kata demi kata. Menjadikannya sebait puisi, tentang sebuah perasaan di mana hatimu yang bicara. 

Ah kau ini, sebegitu mudahnya meracik kata, demi sebuah persembunyian yang kerap kau jadikan tempat berkeluh kesah, tempat mengadu bagaimana kau mencintainya. 

Kau terus saja meracik. Seolah kata adalah candu paling merdu yang harus kau tuntaskan, seperti rindu hati sebab tertundanya sebuah pertemuan mata. 

Di sini, aku sang penikmat yang begitu kidmat membaca setiap hasil racikanmu, menuntaskannya hingga tiada sisa menggantung dalam pikir. Namun aku tak ingin mencari, arah tujuanmu yang begitu tersirat di sana. Sebab sudah kubaca ke mana hatimu berlabuh sejak tanganmu mulai meraciknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun