Kesimpulan
Involusi pertanian menurut Geertz adalah kemandekan dalam bidang pertanian. Involusi pertanian sudah ada sejak Belanda menerapkan sistem pertanian di Jawa tetapi sistem mereka tidak berhasil membuat pertanian semakin maju, salah satu sebab dari adanya involusi pertanian ini karena lahan di Jawa tidak sebanding dengan jumlah pertumbuhan penduduknya, akibatnya involusi pertanian merambah pada pembangunan ekonomi di Indonesia.
Involusi pertanian memang sangat banyak dirasakan di Jawa namun beberapa wilayah di Jawa seperti Sukabumi dan Banten Selatan tidak begitu merasan involusi pertanian ini. Wilayah Banten Selatan yang dimaksud wilayahnya adalah Baduy. Baduy adalah bagian dari kelompok masyarakat suku Sunda yang masih kental akan adat istiadatnya. Ladang pertanian, bahkan perkebunan menjadi sumber utama pencaharian masyarakat Baduy dalam mempertahankan hidup. Berladang bagi masyarakat Baduy dianggap sebagai bagian dari kepercayaan mereka yaitu Sunda Wiwitan (Sunda asli). Maka dari itu, sistem perladangan masyarakat Baduy dari waktu ke waktu dipertahankan oleh masyarakatnya.
Sistem pertanian huma sudah dilakukan oleh masyarat Baduy secara turun temurun bisa dikatakan bahwa menghuma adalah cara tanam padi yang sudah ada sejak zaman nenek moyang mereka hingga sekarang. Maka cara tani tradisional (menghuma) bisa dibilang tidak selamanya menjadi pola tani yang menyebabkan involusi pertanian dan pertanian tidak maju, namun meliat dan bercermin pada suku Baduy bahwa mereka ternyata sampai sekarang berhasil menerapkan sistem tani trasidional huma ini menjadi cara yang konsisten mereka lakukan agar tetap bisa bertani dan mencukupi kebutuhan mereka di era zaman yang semakin menyempit dan serba canggih.
Daftar Pustaka:
Jamaludin. 1959. “merupakan suatu tahapan dalam evolusi budaya manusia dari budaya berburu dan meramu ke budaya bercocok tanam (Hardjasaputra, 2009). Dengan kata lain, model menanam padi di ladang adalah cara tertua, merupakan.”
Baduy, Masyarakat, A. Pendahuluan, dan Orang Baduy. 1992. “Sistem Perladangan Masyarakat Baduy Oleh : Wilodati *).” 1–8.
Barat, Negara-negara. 2018. “Involusi Pertanian Di Jawa 1830-1900 dan Dampaknya Terhadap Kehidupan Masyarakat Desa.” 8(1):11–20.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H