Mohon tunggu...
Herlinawati Azizah
Herlinawati Azizah Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Komunikasi (A) Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012 yang sedang merancang masa depan cerah dan sukses :) || mampir ke blog juga yuk herlinaazizah.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mall atau Museum?

7 Januari 2014   22:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:02 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan remaja di Era sekarang ini memang sudah jauh lebih maju daripada jaman mama papa kita yang jauh dari dari kecanggihan di jaman kita ini. Di jaman sekarang ini gadget sudah seperti menjadi sesuatu yang wajib dimiliki bahkan wajib dibawa kemana-mana. Selain itu tempat tongkrongan para kawula muda juga bukan hanya sebatas di warung kopi atau pun cafe namun sekarang sudah menjadi hal biasa untuk melakukan aktifitas di Mall. Seperti mengerjakan tugas bersama teman sepermainan di area makan atau rest area Mall sampai hanya sekedar melepas penat pun tujuan yang paling mereka pikirkan adalah Mall. Sebenarnya apa istimewanya sebuah Mall ? dibandingkan dengan taman atau museum misalnya. Kalo kita melihat dari sudut pandang sebagai seorang remaja yang sedang gemar-gemarnya untuk mencari jati diri atau tepatnya mencari sesuatu yang bisa ditonjolkan dalam pergaulan dengan teman sebayanya, mungkin bagi mereka nongkrong di Mall, atau sekedar melepas penat sehabis kuliah itu menjadi sesuatu yang keren, sesuatu agar mereka bisa di sebut gaul atau update. Padahal di Mall pun kebanyakan hanya berputar-putar tanpa arah tujuan, masuk ke toko satu ke toko yang lain, berburu diskon kalo pas ada ( cewe banget ini mah hehe ) atau bahkan karena hanya ingin cuci mata saja.

Kehidupan yang serba praktis, serba dituntut untuk selalu update membuat remaja di era ini menjadi terlihat lebih cepat tua. Sebenarnya dengan mereka selalu menuntut akan ke gaulan yang mereka selalu kejar, mereka akan semakin banyak pikiran, banyak beban, banyak tanggungan yang seakan mereka harus selalu cari dan harus selalu bisa tercapai. Memang hal itu juga ada sisi positifnya, tetapi lebih banyak negatifnya bagi diri kita sendiri. Terlebih lagi tempat-tempat bersejarah juga semakin langka di kunjungi oleh masyarakat khususnya para anak muda remaja dan seumurannya. Bagi anak remaja jaman sekarang berkunjung ke tempat-tempat bersejarah itu sangat membosankan. Untuk sekedar menjadi daftar liburan sajapun kebanyakan dari mereka akan lebih banyak menuliskan ke tempat-tempat seperti pantai, wahana permainan baru dan sebagainya. Sangat sedikit sekali minat para kawula muda untuk sedikit melirik warisa luhur yang penuh sejarah dan tentunya sangat menarik untuk kita kunjungi. Namun tak semua tempat bersejarah sepi dengan pengunjung khususnya anak muda, ada juga tempat-tempat bersejarah yang ramai dikunjungi karena banyak orang yang membicarakannya. Seperti halnya Keraton Jogja dan Solo ataupun museum Lawan Sewu ( Semarang ). Masih banyak kawula muda yang mengunjungi tempat-tempat bersejarah itu. Lantas apakah yang membedakan kedua tempat itu dengan tempat bersejarah yang lain ?

Menurut pandangan saya sebagai seorang mahasiswa dan tentunya juga masih berumur belasan, saya rasa tingkat pengunjung suatu tempat bersejarah seperti museum dan lain sebagainnya itu tergantung bagaimana cara pengemasan dan publikasi dari pihak tempat bersejarah tersebut. Karena dengan semakin banyak hal menarik yang bisa ditawarkan di tempat itu maka akan semakin banyak juga pengunjung dan akhirnya mereka lah yang akan meneruskan publikasi melalui penilaian mereka terhadap tempat tersebut. Seperti hal nya Mall, di Mall kita pasti akan langsung tertarik untuk mengunjungi nya karena di Mall kita sudah membayangkan banyak sekali yang kita bisa lakukan disana. Hal ini sama saja dengan tempat bersejarah atau museum, bila suatu museum tersebut menawarkan sesuatu yang baru dan pengemasannya juga tidak membosankan dalam artian hanya berkeliling melihat-lihat benda-benda uyang ada maka pengunjung juga akan mulai berdatangan untuk mengunjungi tempat-tempat tersebut. Tapi jangan sampai kita rubah museum yang kita miliki menjadi sebuah Mall yang hanya dilewati tanpa hasil yang bisa kita ambil. Harapan nya semoga museum-museum yang ada diseluruh daerah bisa terus eksis di jaman yang semakin melupakan tentang arti perjuangan sebuah sejarah.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun