Mohon tunggu...
Herlina SA
Herlina SA Mohon Tunggu... Guru - Suka kopi, buku, dan puisi.

Penyuka kopi, buku, dan puisi. Menulis setiap hari.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rantai Derita

11 Agustus 2024   20:25 Diperbarui: 11 Agustus 2024   20:29 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di sinilah perempuan itu

Di dalam bangunan nanah dan darah

Terbelenggu oleh ketidakberdayaan

Tercabik-cabik, tertatih-tatih, 

terpasung seorang diri dengan rantai yang disebut derita, 

tak ada putusnya,

berteriak entah kepada siapa, 

dengan bahasa paling nyeri, 

dengan kata-kata yang lebur dan nyaris mati, 

ditulisnya luka-luka itu dengan tinta air mata, 

di atas kitab cinta, yang suci dan tak pernah terjama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun