Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Guru - Fasilitator

Less is more

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Kenali Cara Mengembangkan Potensi Anak Pasif

24 September 2023   05:15 Diperbarui: 3 Oktober 2023   05:58 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Kumparan.com

Masa sekolah adalah waktu yang panjang untuk mengenal karakter teman-teman yang ada di lingkungan sekolah, ada beberapa karakter pendiam yang mungkin juga kamu temui, dan karena keunikan karakternya membuat ingatan Anda masih melekat hingga kini.

Anak pasif sering kita temui di lingkungan sekolah, kata pasif itu sendiri artinya tidak banyak bergerak, tidak aktif. Penyebab anak pasif bisa terjadi karena faktor keturunan, dan juga karena perlakukan orang tua terhadap anak itu sendiri.

Apakah anak sudah mendapatkan perhatian yang cukup, apakah orangtuanya telah memberikan kasih sayang dan cinta yang cukup, bagaimana komunikasinya terhadap anak tersebut, dan lain-lain. 

Selain itu, ada beberapa aspek perkembangannya yang harus dipenuhi, seperti perkembangan fisiknya, perkembangan kehidupan emosinya, kecerdasannya, sosial, serta spiritual.

Adapun faktor yang membuat anak menjadi pasif di sekolah, hal ini terjadi karena anak belum siap untuk masuk sekolah. Ada beberapa orang tua yang terlalu ambisi agar anaknya pintar dengan menyekolahkan anak lebih cepat, mereka memasukkan anak di SD saat masih berusia 5 tahun, 5,5 tahun, atau 6 tahun.

Memang benar ada anak yang sudah bisa membaca dan menulis di umur tersebut, tapi dia tidak mengerti artinya. Anak tersebut tidak akan kelihatan permasalahannya di tahun-tahun pertama, tapi biasanya saat nanti berada di kelas 3.

Waktu yang tepat untuk seorang anak bisa masuk SD adalah ketika anak sudah berumur 7 tahun, karena pada umur tersebut otak anak sudah tersambung dengan baik, sehingga dia sudah siap untuk masuk sekolah.

Sumber gambar: Kumparan.com
Sumber gambar: Kumparan.com

Peran guru dalam menghadapi anak pasif harus mengenali anak secara individu dan intensif. Masalahnya terkadang anak jarang dikenali secara individu, biasanya guru mengenali anak hanya secara umum, misalnya si A berada di kelas 4C, si X berada di kelas 2C, dan lain-lain. Apalagi dengan jumlah murid yang banyak membuat guru semakin sulit untuk mengenali anak.

Biasanya anak yang mudah dikenal karena dia pintar atau yang kurang berprestasi, juga anak yang paling baik atau yang paling nakal. Jadi memang ada banyak anak yang hilang, tidak dikenali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun