Mohon tunggu...
Herlina Hesti
Herlina Hesti Mohon Tunggu... Guru - Fasilitator

Less is more

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Berhentilah Sejenak jika Engkau Lelah

17 Juni 2023   17:05 Diperbarui: 17 Juni 2023   17:12 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kita merasa hidup bergerak terlalu cepat, hingga kesulitan untuk mengejarnya? Pekerjaan yang datang silih berganti tanpa henti dan selalu diatur oleh deadline yang diberikan oleh atasan, rapat demi rapat yang tidak mengenal waktu, beberapa janji yang harus ditepati, perjalanan dinas keluar kota yang beruntun, dan lain-lain. Semuanya begitu melelahkan dan menguras energi.

Untuk para ibu rumah tangga yang harus membagi waktu sedemikian rupa, dengan beberapa daftar pekerjaan rumah tangga yang tidak pernah selesai dikerjakan walaupun sudah dikerjakan dari bangun pagi hingga ketemu malam. Membereskan rumah, memasak, pakaian kotor di sudut ruangan yang belum di cuci dan beberapa pekerjaan lain yang membuat kepala serasa mau pecah.

Kita melakukan aktivitas sehari-hari seperti biasa, namun setiap hari tidak selalu memberikan warna yang sama, ada hari yang membuat kita tertawa senang dan ada juga hari yang membuat kita menangis sedih. Pekerjaan kantoran yang dulunya diangan-angakan, sekarang malah berbalik menyerang kita. Kamu yang sebelum menikah berangan-angan akan bahagia bersama pasangan anda, kini malah membuat anda seolah-olah tidak ada waktu untuk memanjakan diri sendiri walaupun hanya rehat sesaat, karena bauh hatimu selalu rewel saat jam yang seharusnya anda istirahat.  

Beberapa orang yang terus menasihati kita untuk segera menikah, dan membandingkan kita dengan orang lain (seumuran) yang sudah menikah dan memiliki beberapa anak, tetangga yang juga selalu menasihati kita untuk segera mencari pekerjaan yang layak, dan lain-lain.

Ketika kondisi kita baik, bisa saja kita menikmati rutinitas hari-hari yang super sibuk itu, tanggapan orang-orang disekitar yang tidak menyenangkan, kita bisa menjawabnya dengan bercanda. Tapi saat tubuh sudah lelah, suasana hati yang kurang stabil, maka kesibukan yang tadinya kita nikmati malah jadi menyerang kita dengan kejamnya. Kata-kata yang bertujuan memberikan motivasi malah berubah menjadi sesuatu yang mengobrak-abrik dan menghancurkan harga diri kita. Semuanya bisa berubah menjadi menyakitkan dan kita merasa menjadi orang yang paling menderita di dunia.

Terkadang kita merasa dunia bergerak begitu cepat, dengan kesibukannya. Tapi apakah kamu tahu, dunia tidak akan pernah mengeluhkan betapa sibuk dirinya. Tetapi cara kita melihat dunia itulah dunia kita, dunia sangatlah bergantung pada kondisi batin kita, jika kita sibuk dan merasa diri kita menderita, maka dunia dimata kita juga sibuk dan menderita. Maka kita perlu berdamai dengan kesibukan itu sendiri dengan melihat sibuk itu sebagai bentuk dari tanggungjawab kita terhadap pekerjaan kita, dengan kita sibuk banyak orang bisa tertolong dan berhasil keluar dari kesusahan mereka, dengan begitu kita bisa melihat dunia ini lebih menyenangkan.

Mungkin selama ini kita terlalu sibuk dengan berbagai aktivitas yang padat, hingga kita lupa memberi ruang untuk diri sendiri, tidak hanya tubuh yang perlu istirahat, pikiran dan jiwa pun memerlukan hal yang sama. Maka ketika harapan kita terempas, ketika orang yang kita percaya menceritakan keburukan kita dibelakang, sebelum melakukan apapun, hendaklah kita berhenti sejenak dan bersitirahat.  Berilah ruang bagi jiwa untuk menepi sejenak dari hiruk pikuknya rutinitas,  biarkan dia beristirahat.

Apabila mungkin, biarkan teman-teman terdekat menemani kita makan dan minum bersama sambil perlahan-lahan menceritakan perasaan sakit hati yang telah lama disimpan.

Pergilah ke bioskop, entah sendiri atau dengan sahabat baik. Tontonlah film terkonyol yang ada, walau tidak biasanya kita tidak menonton film komedi, dan tertawalah terbahak-bahak sampai terasa sakit dan meneteskan air mata, seakan tidak ada orang yang bisa melihat kita, seperti remaja tanpa beban.

Carilah lagu yang menyentuh hati kita. Putarlah berkali-kali, dan nyanyikan lagu itu berulang-ulang seperti sedang menyanyi untuk para jiwa yang terluka. Jika semua cara belum berhasil, ambil cuti tahunan dan pergilah jalan-jalan ke tempat yang ingin selalu kita kunjungi. Pergilah sendirian, hanya ada kita dan jalanan. Setelah menyendiri beberapa saat, pergilah ke tempat yang nyaman. Pejamkan mata dan jernihkan batin kita, dalam keheningan mintalah agar hati kita dipenuhi kasih sayang dan biarkan rasa penerimaan ini merengkuh kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun