Mohon tunggu...
Herlina
Herlina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Negeri Makassar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Edukasi Pemanfaatan Limbah, Sandal Rumahan dari Eceng Gondok

14 November 2022   15:24 Diperbarui: 14 November 2022   15:30 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kami mengunjungi salah satu tempat pembuatan sandal dengan memanfaatkan limbah yang terletak di desa Wringianom, Kecamatan Poncokusumo. Di tempat ini dijelaskan proses pembuatan sandal dan bahan-bahan yang digunakan. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat sandal di desa ini murni menggunakan limbah masyarakat seperti kain bekas, limbah spons, limbah eceng gondok yang telah dikeringkan serta peralatan yang mudah ditemui ,proses pembuatan sandal ini juga masih menggunakan metode tradisional/konvesional yang artinya tanpa menggunakan bantuan mesin tertentu. Sering kali masyarakat membuang limbah dengan sembarangan, sementara limbah dapat digunakan untuk menghasilkan sebuah karya.

Dokpri
Dokpri

Limbah yang dimanfaatkan untuk membuat sandal di desa ini adalah limbah dari matras, limbah batang eceng gondok dan limbah kain batik/kain perca. Sandal yang diproduksi di desa ini adalah sandal rumahan. Proses awal pembuatan sandal ini adalah membuat pola sandal dengan menggunakan limbah matras. Pola sandal dibentuk sesuai dengan ukuran kaki penggunanya. Setelah pola sandal terbentuk dari matras, matras diberi lem yang kemudian limbah kain batik/kain perca ditempel di atas matras menutupi permukaan matras. Sambil menunggu lem kering, proses selanjutnya adalah menganyam batang ecek gondok yang sudah dikeringkan terlebih dahulu. Anyaman batang eceng gondok kering ini akan digunakan sebagai tali sandal. Tahapan akhir adalah memasangkan anyaman batang eceng gondok ke lubang yang ada di pola sandal.

Dokpri
Dokpri

Setelah berkunjung dan melihat langsung pembuatan sendal dari eceng gondok yang sebenarnya merupakan hama bagi petani, hal ini membuat kita tersadar bahwa hal-hal sederhana yang ada di lingkungan kita dapat menjadi sesuatu yang berfungsi dan bernilai apaila berada di tangan orang-orang yang tepat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun