Di dunia pendidikan kata genre lekat dengan salah satu metode pendekatan yang diaplikasikan dalam pengajaran. Pendekatan ini disebut genre-based approach, di kalangan pendidik disebut GBA. GBA sejajar dengan satu teori belajar yaitu teori constructivism.
Dalam teori constructivism, belajar merupakan proses membangun pengetahuan yang terkait dengan konteks dan kontak dari lingkungan. Pengetahuan didasarkan hasil pengalaman dan pemahaman. Individu mempunyai kebebasan mengembangkan sesuai keinginan dan dipengaruhi oleh situasi sosial.
 Teori ini semakin berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Dalam pembelajaran, teori ini berpandangan bahwa pengetahuan itu saling terkait, tidak berdiri sendiri dan terpisah. Pengetahuan dibangun berdasarkan proses interaksi sesama rekan pembelajar, fasilitator/guru dan mungkin para ahli. Semua ide yang berkembang  didiskusikan melalui interaksi aktif sehingga mencapai suatu pemahaman umum.
Pelajaran dalam kerangka siklus pengajaran dengan pendekatan ini mempunyai beberapa aktivitas yaitu building context, modeling dan reconstruction of text, join construction of text, independence reconstruction of text dan Linking text". Â
Linking text dimaksud adalah jenis teks. Siswa mempunyai kesempatan dan mendaur ulang apa yang telah mereka pelajari dalam penggunaan dengan konteks tertentu, membandingkan teks yang berbeda karena kegunaannya. Ini terkait dengan aktivitas menganalisa teks berdasarkan karakteristik nya.
Setiap teks mempunyai karakteristik berbeda namun hakekatnya mempunyai 3 unsur sama yaitu untuk apa tujuan teks tersebut dibuat (the purpose or social function), struktur kalimatnya (the generic or schematic structure), dan ciri kebahasaan (linguistic feature).Â
Dalam pengajaran ketrampilan membaca bahasa Inggris difokuskan pada mengasah kemampuan siswa dalam menganalisa teks berdasarkan  unsur teks yaitu tujuan, struktur  dan ciri kebahasaan serta sesuai konteks dan konten nya. Mereka menganalisa teks dengan mengidentifikasi sesuai caranya masing-masing. Ada yang menandai kata dengan menggunakan warna, lingkaran, kotak garis bawah, dan lain lain. Hasil analisa ini kemudian  dipaparkan oleh setiap siswa di depan kelas menggunakan power point.Â
Pada akhirnya siswa mampu mempelajari bahasa Inggris terkait tata bahasa dan kelompok  kata sebagai salah satu unsur pembentuk sebuah kalimat. Sejatinya ketrampilan  menganalisa teks ini penting bagi siswa.
Kegiatan pembelajaran ini berdampak positif terhadap minat siswa dalam belajar bahasa Inggris. Â Siswa mempunyai peningkatan pemahaman dan pengetahuan yang signifikan terhadap jenis teks tertentu dan kaidah tata bahasa serta berbahasa.Â
Aktivitas tersebut juga mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan karena adanya interaksi yang aktif antar siswa dan guru. Lebih jauh dapat meningkatkan ketrampilan berbicara siswa.
Akankah pada kurikulum merdeka kegiatan ini dapat diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa Inggris?Â
Quo Vadis ...Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H